Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemegang saham PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk sepakat menetapkan 49% atau sekitar Rp 10,37 triliun sebagai laba ditahan dari laba bersih perseroan tahun buku 2013.
Hal itu disepakati lewat rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BRI tahun 2014. Selain itu, pemegang saham juga menetapkan dividen pay-out ratio atau besaran pembagian dividen sebesar 30% dari laba bersih BRI tahun buku 2013.
Pembagian keuntungan perusahaan dengan kode emiten BBRI ini mencapai Rp 6,35 triliun. Sementara itu, sebesar 21% atau sekitar Rp 4,44 triliun akan digunakan sebagai cadangan yang bertujuan untuk mendukung investasi perseroan.
Besaran dividen pay-out ratio dan laba ditahan tersebut tidak lepas dari pertimbangan pemegang saham akan pentingnya perseroan melakukan ekspansi usaha dan kredit ke depan guna menangkap besarnya peluang BRI di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"Komitmen pemegang saham untuk menyepakati besaran laba ditahan adalah untuk mengembangkan bisnis BRI agar semakin kuat," demikian pernyataan tertulis BRI yang diterima KONTAN, Rabu (26/3).
Nilai pembagian dividen yang dibagikan BRI selama empat tahun terakhir tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, nilai dividen BRI sebesar Rp 93,01,- per unit saham.
Kemudian dividen itu meningkat menjadi Rp 122,28,- per unit saham pada 2011. Sementara itu, pada 2012, pembagian dividen kembali meningkat menjadi Rp 225,2320 per unit saham.
Terakhir, pada 2013, pembagian dividen mengalami kenaikan menjadi Rp 257,32 per unit saham. Sebagai pemegang saham mayoritas, total dividen yang diterima oleh pemerintah dari laba bersih BRI Tahun Buku 2013 menjadi sekitar Rp 3,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News