kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRAU menjajaki penjualan saham


Selasa, 18 November 2014 / 08:51 WIB
BRAU menjajaki penjualan saham
ILUSTRASI. IHSG dominan berada di zona merah dengan total penurunan 0,81% dari level 6.687 pada Jumat pekan lalu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Narita Indrastiti, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Asia Resource Minerals Plc (ARMS) terus mencari strategi keluar dari jerat utang. Kabar terkini, perusahaan yang berbasis di Inggris ini menjajaki penjualan saham pada tahun depan. Kelak, ARMS akan memakai dana hasil penjualan saham itu untuk mengurangi utang anak usahanya di Indonesia, PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), senilai total US$ 950 juta.

Wacana penjualan saham ARMS datang dari Nathaniel Rothschild, salah satu pemegang saham ARMS. Rothschild merupakan pemegang saham terbesar kedua di ARMS yang mengempit 17,5% saham. Rothschild berharap, aksi ini bakal didukung oleh Raiffeisen Bank International AG (RBI) Austria, yang memiliki kendali atas 23,8% saham ARMS. Sampai saat ini Raiffeisen Bank juga belum berkomentar atas rencana tersebut.

"Pilihan ini tidak pernah ada sebelumnya, karena Samin Tan tidak bisa berkontribusi," ujar Rothschild kepada Bloomberg, Senin (17/11). Namun dia tidak menyebutkan skema penjualan saham ARMS, apakah melalui rights issue atau private placement.

Yang pasti, Rothschild siap menjamin akan membeli apabila saham yang dijual tak terserap. ARMS harus segera melunasi utang BRAU yang memang memiliki beban bunga selangit. Hal ini membuat kinerja perusahaan terus tergerus. Rothschild cukup percaya diri, keputusan ini bakal mendatangkan investor baru dan bisa berefek positif bagi ARMS maupun BRAU.

Harapannya, penjualan saham ini bisa dituntaskan pada kuartal pertama tahun depan. Utang yang bakal di-refinancing merupakan obligasi BRAU yang diterbitkan anak usahanya, Berau Capital Resources (BCR). Sejatinya, jatuh tempo obligasi itu pada 8 Juli 2015. Namun tingkat bunga obligasi BCR terbilang tinggi, yaitu 12,5% per tahun,

Makanya, BRAU sempat berikhtiar untuk melunasi lebih awal. Sebelumnya, BRAU memiliki opsi refinancing dengan merilis prospektus obligasi baru US$ 450 juta. Obligasi yang bertenor lima tahun ini sejatinya akan dirilis pada 21 Agustus lalu.

Manajemen BRAU kemudian menunda penerbitannya lantaran kondisi pasar dianggap kurang kondusif. BRAU juga memiliki obligasi outstanding senilai US$ 500 juta yang jatuh tempo pada 13 Maret 2017. Surat utang itu memiliki bunga 7,25% per tahun. "Akan ada banyak investor yang melihat kalau obligasi ini bisa dilunasi. Dengan begitu, saham bisa rebound dengan cepat," ujar Rothschild. ARMS menguasai 85% saham BRAU.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BRAU sudah terpangkas 56,14% sepanjang tahun ini ke Rp 82 per saham. Sedangkan harga saham AMRS merosot 90% di bursa London. Belum lama ini, lembaga pemeringkat Standard Poor's Ratings Services, memangkas peringkat utang jangka panjang BRAU menjadi 'B' dari sebelumnya 'BB-'. Prospek peringkat utang tersebut negatif.

Di saat yang sama, Standard Poor's memangkas peringkat skala regional ASEAN jangka panjang BRAU menjadi 'axB+' dari sebelumnya 'axBB'. Lembaga pemeringkat ini juga menurunkan peringkat jangka panjang senior notes BRAU menjadi 'B' dari semula 'BB-'. "Kami menurunkan peringkat ini karena memprediksi rasio kecukupan arus kas BRAU akan lebih lemah daripada antisipasi kami pada 2015 menyusul koreksi tajam harga batubara selama tiga bulan terakhir," ujar analis kredit Standard Poor's, Xavier Jean.

Reza Priyambada, analis Woori Korindo Securities menilai, tak banyak opsi ARMS untuk menanggulangi utang. Pembayaran utang mendesak, apalagi kini aset yang diandalkan oleh ARMS hanya BRAU. Opsi penjualan saham boleh jadi pilihan terbaik di tengah tingginya bunga obligasi. "BRAU tak pernah bisa memperbaiki kinerja tanpa mengurangi utang," jelas Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×