kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bosan disuspensi, PNSE akan pecah nominal saham


Selasa, 07 Juni 2011 / 08:09 WIB
ILUSTRASI. Produk perawatan kecantikan tubuh Dove dari Unilever UNVR


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Perusahaan manajemen perhotelan PT Pudjiadi And Sons Tbk (PNSE) akan memecah nilai nominal saham alias stock split dari Rp 500 per saham menjadi Rp 25.

Pemecahan ini juga akan menambah jumlah saham 20 kali lebih banyak, dari 129,72 juta menjadi sekitar 2,594 miliar saham. "Ini akan mulai berlaku setelah BEI menyetujui," kata Ariyo Tedjo, Direktur PNSE, Senin (6/6).

Kata Ariyo, transaksi saham PNSE saat ini kurang likuid di pasar. Manajemen PNSE berharap, stock spilt bisa mendorong para investor lebih melirik saham ini. Selain itu menurut Aryo beberapa kali PNSE terkena suspen dari otoritas bursa. ”Karena kurang likuid, kami sering kena suspen oleh BEI," ujar Ariyo, kepada KONTAN, Senin (6/6).

Sejak 20 Januari 2011, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian saham sementara PNSE, setelah ada pergerakan harga signifikan dari Rp 1.505 per saham pada 13 Januari menjadi Rp 2.375 pada 19 Januari. "Karena saham tidak likuid, pergerakan harga tersebut dinilai BEI tidak wajar," jelas Ariyo. Menurut Ariyo dengan kondisi harga saham PNSE yang tidak likuid, pergerakan harga saham itu dianggap BEI kurang wajar.

Jumlah saham PNSE yang ditempatkan saat ini berjumlah 129,72 juta saham. Dengan dilakukannya stock split, maka jumlah sahamnya akan bertambah dua puluh kali lipat menjadi sekitar 2,594 miliar saham. "Stocksplit ini akan mulai berlaku nanti bila BEI sudah menyetujui," kata Ariyo.

Manajemen PNSE menilai, kondisi saham di bursa tidak mencerminkan kondisi perusahaan sesungguhnya. "Kami masih membagikan dividen sama dengan tahun lalu sebesar Rp 7,78 miliar atau Rp 60 per saham," kata dia.

Tahun lalu, PNSE membukukan kenaikan pendapatan 8,19% year on year menjadi Rp 203,4 miliar. Namun, laba bersih tergerus 6,68% menjadi Rp 29,9 miliar.

Penyebab penurunan laba PNSE adalah Meski laba bersih turun, tidak halnya dengan pendapatan usaha. Perusahaan group jayakarta hotel ini mampu meningkatkan lpendapatan usahanya menjadi Rp 203,4 miliar, sedang tahun sebelumnya hanya RP 188 miliar.

"Turunnya laba bersih itu karena adanya peningkatan beban Hotel Jayakarta Flores yang baru dibuka tahun lalu,” jelasnya.

PNSE menargetkan pendapatan di tahun ini tumbuh hingga 5% dari tahun lalu, menjadi Rp 215 miliar. Target laba bersih PNSE untuk tahun ini adalah Rp 31 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×