Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves), diprediksi hanya sementara di pasar keuangan. Sebab, kondisi fundamental Indonesia masih cukup baik dalam menahan tekanan dari eksternal.
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi mengatakan, kenaikan suku bunga acuan The Fed sudah diantisipasi pasar lebih awal. Ini terbukti, sebelum libur Lebaran, IHSG ditutup turun 1,85% di level 5.993,62.
"Market selalu lebih cepat, jadi sudah di-price ini di market," kata Friderica, pekan lalu.
Pasar juga telah merespons rencana kenaikan The Fed dengan keluar dari pasar keuangan Tanah Air. Ini dilihat dari catatan net sell investor asing pada akhir perdagangan pekan lalu (8/6) yang mencapai Rp 2,45 triliun.
"Wajar-wajar saja, investor rebalancing portofolio dulu. Nanti, long term kalau mereka lihat Indonesia bagus, mereka akan kembali," imbuhnya.
Meskipun potensi dana asing keluar tetap ada, Friderica menilai, pertumbuhan indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam 10 tahun tetap jadi pasar dengan return yang tinggi. Sehingga, tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika asing keluar pasar.
Terkait potensi perdagangan hari pertama usai libur panjang, Friderica menyebut, tidak dapat diprediksi. Biasanya market akan sedikit turun usai libur panjang, namun tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. "Selama ekonomi Indonesia on the track, kita lihat infrastruktur, jalanan dan ekonomi tumbuh, enggak masalah," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News