kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BNBR optimistis kuasi reorganisasi pada 6 Desember


Senin, 21 November 2011 / 12:10 WIB
BNBR optimistis kuasi reorganisasi pada 6 Desember
ILUSTRASI. Seorang karyawan menunjukkan kepingan emas di kantor Pegadaian Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/10/2020). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/hp.


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) optimistis proses kuasi reorganisasi bisa segera rampung. "So far, seluruhnya akan berjalan sesuai rencana yaitu 6 Desember nanti," kata Presiden Direktur BNBR Bobby Gafur di Jakarta Senin (21/11).

Proses penghapusan defisit dan penilaian kembali seluruh aset BNBR memang telah direncanakan lama. Aksi ini sempat terhenti pada pertengahan tahun karena BNBR belum menerima izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Namun akhirnya, proses kuasi reorganisasi bisa kembali berjalan.

Bobby mengatakan, kuasi menjadikan BNBR dapat menghapus defist dan terjadi penyesuaian atas seluruh aset. Berdasarkan catatan perseroan, akan ada penurunan modal disetor dari Rp 21,51 triliun menjadi Rp 12,26 triliun. Akibatnya, rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Rasio/DER) menjadi lebih besar. Perbesaran ini berpotensi mengecilkan peluang pembayaran utang BNBR kepada kreditur.

Usai mendapat lampu hijau dari Bapepam-LK, BNBR masih harus meminta persetujuan dari pihak kreditur. Bapepam-LK memberi batas waktu kepada kreditur BNBR yang keberatan atas proses kuasi reorganisasi, paling lambat 5 Desember 2011.

Persetujuan kreditur penting, karena dengan penghapusan defisit, selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas pengendali, dan rugi investasi yang belum teralisasi menjadi sebesar Rp 34,989 triliun. Hal tersbeut berpengaruh pada penurunan modal disetor dan nilai proporsional saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×