kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Blibli Akan IPO Saham BELI, Apakah Prospektif? Pahami Ini Sebelum Membeli


Selasa, 18 Oktober 2022 / 07:46 WIB
Blibli Akan IPO Saham BELI, Apakah Prospektif? Pahami Ini Sebelum Membeli
ILUSTRASI. Blibli Akan IPO Saham BELI, Apakah Propspektif? Pahami Ini Sebelum Membeli


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham baru akan kembali masuk Bursa Efek Indonesia. Saham baru itu adalah BELI, dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli. Apakah saham BELI dari e-commerce Blibli ini layak dikoleksi dan memiliki prospek bagus?

Sesuai prospektus, IPO saham BELI ini menawarkan sebanyak-banyaknya 17,77 miliar saham atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Dalam IPO ini, Blibli menawarkan saham BELI dengan rentang harga Rp 410 - Rp 460 untuk setiap sahamnya.

Dengan demikian, Blibli berpotensi mengantongi dana segar hasil IPO saham BELI sebesar Rp 8,17 triliun. Dari jumlah itu, sebesar Rp 5 triliun dari dana penawaran umum saham rencananya akan Blibli pakai untuk pembayaran seluruh saldo utang fasilitas perbankan. Sisanya, bakal digunakan sebagai modal kerja.

Sebelumnya, BEI sudah memiliki dua saham e-commerce yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Kala itu, GOTO memasang harga IPO di Rp 338 per saham. Pada Senin (17/10), GOTO parkir di level Rp 208 per saham. Artinya sejak melantai pada 11 April 2022, saham GOTO sudah tergerus 38,46%.

Baca Juga: Bidik Dana Rp 8,17 Triliun Lewat IPO, Cek Kinerja e-commerce Grup Djarum Blibli

Nasib serupa juga terjadi pada saham BUKA yang memasang harga IPO di Rp 850. Hingga penutupan hari ini, saham BUKA bertengger di Rp 250 atau sudah turun 70,58% sejak melantai di bursa saham.

Lalu, bagaimana prospek saham BELI hasil IPO saham Blibli?

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, kalau dilihat dari penggunaan dana yang sebagian besar untuk melunasi utang, akan membuat investor semakin tidak tertarik karena kurang bonafide.

"Investor cenderung lebih menyukai jika digunakan untuk ekspansi yang dapat berdampak signifikan terhadap masa depan perusahaan, sehingga biasanya berani membayar lebih mahal karena memiliki potensi pertumbuhan yang kuat," tutur Pandhu kepada Kontan, Senin (17/10).

Apalagi kalau dibandingkan dengan dua perusahaan sejawat, yakni harga penawaran IPO Blibli kurang menarik investor.

Kalau dilihat dari ukuran perusahaan, dalam hitungan Pandhu pasca IPO, BELI akan punya ekuitas sebesar Rp 16 triliun. Nilai itu lebih rendah dibanding BUKA sebesar Rp 32 triliun dan GOTO senilai Rp 143 triliun.

"Maka bisa dikatakan BELI kalah start dan akan sulit untuk bersaing menjadi market leader. Untuk menumbuhkan TPV (Total Processing Value) dan pendapatan tentu membutuhkan banyak modal," ujarnya.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai pembayaran utang lewat IPO biasanya akan kurang disukai oleh investor. Nah ini tinggal bagaimana Blibli bisa meyakinkan investor atas potensi pertumbuhan ke depannya.

Baca Juga: Incar Dana Rp 8,17 Triliun Lewat IPO, Simak Kinerja e-commerce Grup Djarum, Blibli

Dia meyakini dalam hajatan Blibli kali ini sudah ada pembeli siaga yang siap menyerap. Wawan menghimbau investor ritel untuk berhati-hati dan berpikir panjang sebelum ambil bagian dalam IPO ini.

"Memang BUKA dan GOTO sempat naik di awal perdagangan dan ini bisa dimanfaatkan, tetapi tidak ada jaminan dan sebaiknya investor yang masuk memiliki exit strategy yang jelas," pungkasnya.

Itulah info tentang rencana IPO saham BELI dari Blibli dan prospeknya ke depan. Ingat, sebelum beli saham IPO, pastikan Anda tahu risikonya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×