Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana PT Sentul City Tbk (BKSL) menggelar penawaran umum atau rights issue dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) tinggal selangkah lagi. Perusahaan properti ini sudah mendapatkan persetujuan dari rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar kemarin (7/2) untuk melepas saham baru senilai Rp 2,32 triliun.
BKLS bakal segera menawarkan 20,7 miliar saham, atau setara 37,5% dari modal yang disetorkan, di harga pelaksaan Rp 112 per saham. Perusahaan bakal menggunakan dana segar dari aksi korporasi ini untuk penambahan cadangan lahan (land bank) dengan mengakuisisi PT Graha Sejahtera Abadi (GSA).
"Untuk tanggal pelaksanaan rights issue kami akan menanyakan kepada financial advisor dulu. Namun kira-kira di semester satu," kata Presiden Direktur BKSL Keith Steven Muljadi, Selasa (7/2).
Asal tahu saja, selain meminta restu menggelar rights issue, dalam RUPS tersebut, perusahaan juga meminta persetujuan untuk mengambilalih saham Graha Sejahtera Abadi. BKSL akan membeli 99,99% saham yang dimiliki oleh PT Sakti Generasi Perdana.
Sayangnya, agenda ini harus menunggu RUPS lanjutan karena tidak kuorum. Paling tidak BKSL harus mendapatkan restu dari 3/4 pemegang saham untuk dapat melaksanakan agenda kedua ini.
Sementara itu, pada RUPS kali ini hanya ada sekitar 69% pemegang saham. Jika restu akuisisi GSA didapat, Sentul City akan memiliki tanah-tanah di empat kawasan. Keempat kawasan itu adalah Desa Citaringgul, Desa Cijayanti, Desa Sumur Batu dan Desa Karang Tengah.
Saat ini BKSL juga tengah mempersiapkan beberapa proyek, terutama proyek yang bakal dilengkapi oleh AEON Mall. Perseroan tengah membangun kawasan mixed used dengan luas sekitar 7,8 hektare. Kawasan ini akan dilengkapi hotel, empat apartemen dan juga perkantoran.
Tak hanya itu, perusahaan beserta anak usaha tengah mempersiapkan pembangunan properti untuk masyarakat menengah ke bawah. Proyek ini akan memakan land bank anak usaha perusahaan, yakni PT Bukit Jonggol Asri sebesar 100-200 hektare.
Tapi Steven masih enggan merinci belanja modal BKSL tahun ini. Yang jelas, dana belanja modal bakal berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. Selain itu, perusahaan ini juga berniat menerbitkan obligasi dalam lima tahun ke depan.
"Sementara untuk target marketing sales di tahun 2017 adalah sebesar Rp 1,2 triliun," tambah Steven.
Sebagai catatan, target ini lebih rendah dibandingkan dengan target marketing sales perseroan ini di 2016 yang mencapai Rp 1,5 triliun. Tapi target tersebut cenderung realistis. Mengingat tahun lalu realisasi marketing sales BKSL hanya sebesar Rp 800 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News