Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali pekan dengan suram, begitu kira-kira gambaran Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (23 April 2018). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) minus 29,55 poin menuju angka indeks 6.308,15 (-0,47%).
Tentu saja LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, juga tampil suram. Minus 7,03 poin menuju level 1.027,46 (-0,68%).
Suramnya bursa kali ini ternyata mampu mengubah penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan nilai PER terkecil dari daftar sebelumnya (20 April 2018). BPD Jabar & Banten Tbk (BJBR) dengan price earning ratio (PER) 10,84 kali masuk ke dalam daftar sebagai penduduk baru. Sebaliknya PP Tbk (PTPP) yang sebelumnya ada di urutan kesepuluh dengan price earning ratio (PER) 11,97 kali, terusir dari daftar.
Dengan demikian urutan daftar ini pun berubah dibanding sebelumnya. Bumi Resources Tbk (BUMI), Indika Energy Tbk (INDY), dan Bukit Asam Tbk (PTBA) masih menempati tiga besar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, yaitu 3,51 kali, 4,16 kali, dan 6,65 kali. Disusul kemudian oleh BSDE, SRIL, WSKT, BJBR, ADRO, WSBP, BBNI.
Suramnya bursa tercermin juga dari kinerja harga saham-saham dalam daftar ini. Ada lima yang saham mengalami penurunan harga. Mereka adalah Bumi Resources Tbk (BUMI), Energy Tbk (INDY), Bukit Asam Tbk (PTBA), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).
Adapun saham yang tetap naik harganya di tengah merah bursa kemarin adalah Waskita Karya Tbk (WSKT), dan Adaro Energi Tbk (ADRO), dan Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Sedangkan dua saham yang tidak mengalami perubahan harga adalah BPD Jabar & Banten Tbk (BJBR) dan Bank BNI Tbk (BBNI).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News