Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kembali hawa sejuk berembus di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Relasa (18 April 2018). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 34,24 poin menuju angka indeks 6.320,01 (0,54%).
LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid juga terangkat. Naik 7,26 poin menuju level 1.034,26 (0,71%).
Hijaunya bursa saham tersebut tidak mengubah penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan nilai PER terkecil sebelumnya. Urutan mereka juga tidak berubah sedikit pun dari posisi sehari sebelumnya.
Bumi Resources Tbk (BUMI), Indika Energy Tbk (INDY), dan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) masih menempati tiga besar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, yaitu 3,66 kali, 4,20 kali, dan 6,99 kali. Disusul kemudian oleh SRIL, PTBA, WSKT, ADRO, WSBP, PTPP, dan BBNI.
Meski IHSG dan LQ45 menghijau, ironisnya hanya tiga saham dalam daftar ini yang harganya naik. Mereka adalah Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PP Tbk (PTPP).
Lalu, hanya ada satu saham yang tidak mengalami perubahan harga. Ia adalah saham Bukit Asam Tbk (PTBA). Di luar itu, enam saham, justru turun harganya ketika bursa menghijau: Bumi Resources Tbk (BUMI), Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Adaro Energi Tbk (ADRO), BNI Tbk (BBNI), Energy Tbk (INDY), dan Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News