kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Bitcoin Dibayangi Profit Taking, Altcoin Berpotensi Melesat


Selasa, 18 April 2023 / 19:25 WIB
Bitcoin Dibayangi Profit Taking, Altcoin Berpotensi Melesat
ILUSTRASI. Altcoin.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alternative coin (altcoin) berpotensi mengikuti penguatan harga Bitcoin yang telah menunjukkan performa tinggi sepanjang Kuartal pertama 2023 ini. Beberapa Altcoin seperti, Ethereum (ETH), Polkadot (DOT), Fantom (FTM), dan Cardano (ADA) berpotensi mengikuti pertumbuhan harga Bitcoin dan menandakan alt season market kripto akan segera dimulai.

Harga Bitcoin sempat mencapai level US$ 31.000 pada Jumat (14/4) yang merupakan level tertinggi sepanjang 10 bulan terakhir, sebelum kembali bertengger di kisaran US$ 29.370 pada Selasa (18/4) pagi.

Penggerak utama lonjakan nilai Bitcoin adalah perilisan angka dan nilai inflasi Amerika Serikat kerap menunjukkan tren yang melambat selama enam bulan berturut-turut. Hal ini membuat kepercayaan investor dan pasar tetap tampak menguat terhadap aset kripto, salah satunya adalah Bitcoin. 

“Setelah mengalami lonjakan yang cukup signifikan dalam dua pekan terakhir, maka Bitcoin diprediksi cenderung bergerak di range US$ 29.175-US$ 30.500 dalam pekan ini. Investor mulai melakukan aksi profit taking di Bitcoin dan melirik aset kripto di luar Bitcoin untuk menjadi alternatif investasi mereka,” kata Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha dalam risetnya, Selasa (18/4).

Baca Juga: Harga Ethereum Naik Usai Shapella Diluncurkan, Bagaimana Prospeknya ke Depan?

Menurut Panji, potensi altcoin menguat mulai terlihat dari pergerakan harga ETH yang telah menembus level psikologis US$ 2.000 mencapai US$ 2.100 setelah melakukan Shanghai Upgrade pada 05.27 WIB (14/4). kesuksesan Shanghai Upgrade yang memungkinkan validator menarik ETH yang telah mereka kunci membuat pasar bereaksi positif dengan menguatnya harga ETH.

Peningkatan kinerja ETH juga telah mengurangi sedikit dominasi Bitcoin di pasar aset kripto. Menurut data TradingView, tingkat dominasi Bitcoin atau Bitcoin Dominance (BTC.D) naik hingga setinggi 49,06% pada Rabu pagi (13/4) sebelum turun ke 46,90% hari ini, Selasa (18/4). Terakhir kali metrik BTC.D berada di sekitar level 49% terjadi pada Juli 2021, sekitar 21 bulan lalu. 

Sedangkan, Dominasi ETH atau Ethereum Dominance (ETH.D) melonjak dari 19,30% menjadi 19,87% pada hari Kamis (13/4) setelah Shanghai Upgrade. Saat ini per Selasa (18/4) ETH.D masih terpantau terus naik menjadi 20,45%, menandai level tertinggi dalam satu bulan.

“Bitcoin dominance dapat memberikan gambaran tentang seberapa kuat posisi Bitcoin di pasar aset kripto. Semakin tinggi persentase Bitcoin dominance, semakin besar pengaruhnya terhadap pasar secara keseluruhan. Ketika Bitcoin dominance tinggi maka altcoin cenderung mengalami penurunan harga. Sebaliknya, ketika Bitcoin dominance rendah maka altcoin cenderung mengalami pertumbuhan harga yang lebih kuat atau dikenal sebagai altseason,” kata Panji Yudha.

Namun Panji mengingatkan, Bitcoin dominance bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga aset kripto. Ada berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi pasar seperti sentimen investor, regulasi pemerintah, adopsi teknologi, dan lain-lain. 

“Namun, dengan memperhatikan Bitcoin dominance dapat memberikan gambaran bagi investor dan trader yang ingin memahami dinamika pasar aset kripto,” katanya.

Baca Juga: Ethereum Shapella Diluncurkan, Ini Perbedaan yang Bakal Dirasakan Investor

Faktor makro seperti kenaikan suku bunga yang disebabkan oleh inflasi dan potensi perkembangan regulasi industri aset kripto Amerika Serikat akan terus membayangi kelanjutan harga aset kripto. 

Dalam beberapa pekan ke depan investor akan mencermati rilis data Biro Analisis Ekonomi Amerika Serikat (BEA) pada Jumat (28/4) tentang angka Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan Maret akan dirilis. 

Data ini menjadi salah satu indikator utama yang digunakan oleh FOMC saat mempertimbangkan tingkat suku bunga selanjutnya dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 2-3 Mei 2023 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×