Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bitcoin (BTC) berpotensi mencetak rekor harga baru sebelum Juni 2025, jika pola historis kembali terulang.
Melansir laman Cointelegraph pada Minggu (16/3), hal ini diungkapkan oleh ekonom jaringan Timothy Peterson dalam data yang ia unggah pada 15 Maret.
Menurut Peterson, Bitcoin memiliki waktu sekitar dua setengah bulan untuk melampaui rekor sebelumnya sebesar US$109.000.
Baca Juga: Reli Bitcoin Mulai Melambat, Ini Beberapa Sentimen Penyebabnya
April Bisa Dorong Kenaikan 50% Harga BTC
Sejak mencapai puncak pada pertengahan Januari, Bitcoin telah mengalami koreksi sebesar 30%.
Namun, Peterson melihat ini sebagai koreksi wajar dalam pasar bullish dan berpotensi menjadi titik balik.
"Bitcoin saat ini diperdagangkan di kisaran bawah dari rentang musiman historisnya," ujarnya, seraya membandingkan siklus harga BTC sebelumnya.
Ia menambahkan bahwa hampir seluruh performa tahunan Bitcoin biasanya terjadi hanya dalam dua bulan, yakni April dan Oktober.
Oleh karena itu, sangat mungkin BTC mencetak rekor harga baru sebelum Juni.
Setelah pemulihan dari level terendah multi-tahun pada Maret 2020, alat prediksi Lowest Price Forward memperkirakan bahwa harga BTC tidak akan turun di bawah US$10.000 sejak September tahun tersebut.
Baca Juga: 6 Pendapatan Pasif Terbaik di Tahun 2025 ala Robert Kiyosaki, Bitcoin Tak Termasuk
Saat ini, level dasar yang baru kemungkinan telah terbentuk di kisaran US$69.000, yang menurut laporan Cointelegraph memiliki kemungkinan 95% untuk bertahan.
Peterson pun menetapkan target harga median Bitcoin sebesar US$126.000 dengan tenggat waktu 1 Juni 2025.
Ia juga menekankan bahwa performa pasar bullish yang lemah biasanya hanya berlangsung sementara.
"Rata-rata waktu Bitcoin berada di bawah tren adalah empat bulan," jelasnya.
Koreksi Pasar yang Wajar dalam Tren Bullish
Sementara itu, analis pasar lainnya juga menekankan bahwa penurunan Bitcoin ke US$76.000 baru-baru ini masih dalam batas wajar sebagai bagian dari siklus bullish.
“Anda tidak perlu melihat kenaikan harga BTC sebelumnya untuk memahami bahwa koreksi adalah bagian dari siklus,” tulis analis kripto populer Rekt Capital dalam analisisnya di X pada awal Maret.
Baca Juga: Penurunan Bitcoin Memicu Panic Selling, Apakah Harga Akan Anjlok Menuju US$70.000?
Ia mencatat bahwa sejak awal 2023, Bitcoin telah mengalami lima kali koreksi besar dalam siklus pasar ini.
Para analis di bursa kripto Bitfinex juga menyatakan kepada Cointelegraph bahwa titik terendah yang baru terjadi lebih merupakan "shakeout" atau guncangan pasar, bukan akhir dari siklus bullish saat ini.
Selanjutnya: Prediksi Skor & Line Up Liverpool vs Newcastle, Final Carabao Cup Minggu (16/3)
Menarik Dibaca: Ciplaz Perkuat Dukungan UMKM dengan Foodcourt Tuang Riung dan Langit Rasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News