Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Tekanan industi tekstil masih berlanjut. Inilah yang membuat salah satu pemain di sektor tersebut, yakni PT Roda Vivatex Tbk (RDTX) mulai menjual aset-asetnya berupa mesin-mesin produksi pabriknya di Citeureup, Bogor.
Bisnis perusahaan yang terus merugi juga telah membuat manajemen terpaksa menyetop produksi kain sejak bulan Agustus lalu. "Kalau pun ada penjualan, itu hanya sebatas untuk menghabiskan stok," imbuh Direktur Utama RDTX Wiriady Widjaja, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/9).
Perlu diketahui, rencana perseroan untuk menutup operasional pabriknya tersebut sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Bahkan, perseroan telah memberhentikan 40% karyawannya yang bekerja di lini bisnis kain RDTX.
Manajemen secara bertahap akan menjual mesin-mesin dan peralatan produksi yang sudah tidak produktif. Catatan saja, aset tetap yang dimiliki RDTX berupa instalasi dan mesin produksi memiliki nilai masing-masing Rp 147,07 miliar dan Rp 125,3 miliar.
Sementara, jika mengacu pada laporan keuangan RDTX semester I-2014, perseroan memperoleh laba penjualan barang sisa senilai Rp 113,21 juta. Lalu, perolehan laba dari penjualan aset tetap senilai Rp 602,41 juta.
Guna menjaga pendapatan, untuk sementara ini manajemen akan menyewakan ruangan-ruangan pabrik dengan luas 124.344 meter persegi tersebut. Memang, meski memiliki core bisnis tekstil, namun kinerja RDTX belakangan ini justru diperoleh dari bisnis properti berupa penyewaan gedung.
Bandingkan saja, pada pos pendapatan gedung, RDTX mampu meraup pendapatan Rp 192,83 miliar. Sementara, pada pos pendapatan tekstil angkanya hanya Rp 31,39 miliar.
Bisnis penyewaan gedung itu dijalankan oleh anak usaha RDTX, yakni PT Chitatex Peni (CP) yang memiliki ruang lingkup bisnis industri pembangunan, real estate, perdagangan jasa, percetakan, angkutan, perbengkelan, pertambangan, kehutanan, perkebunan, pertanian, perternakan dan perikanan. Ada banyak lingkup ya g dikerjakan CP, tapi selama ini aktivitas utama bisnis CP adalah penyewaan ruang perkantoran, khususnya di Menara Bank Danamon, Kuningan, Jakarta.
Tahun lalu, RDTX bersama CP membentuk anak usaha baru yakni PT Dwimitra Graha Mandiri (DGM). Saat ini, DGM sedang dalam tahap pengembangan proyek pembangunan gedung dan telah memiliki aset Rp 450,76 miliar.
"Untuk saat ini, kami belum memiliki rencana lain selain penyewaan gedung," pungkas Wiriady.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News