Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mencatatkan kinerja positif pada tahun lalu. Sepanjang 2016, emiten jalan tol pelat merah ini meraih pendapatan senilai Rp 16,6 triliun, tumbuh 69% dibandingkan pendapatan 2015.
Pencapaian ini terutama disumbang segmen pendapatan jalan tol dan usaha lain sebesar Rp 8,8 triliun. Selain itu, pendapatan konstruksi juga naik drastis sebanyak Rp 7,8 triliun, setara 47% terhadap total pendapatan 2016. Pada 2015, pendapatan JSMR dari segmen bisnis konstruksi hanya Rp 2,2 triliun.
Kenaikan pendapatan JSMR ikut mendongkrak laba perusahaan ini. Sepanjang 2016, laba bersih JSMR tumbuh 29% year-on-year (yoy) jadi Rp 1,89 triliun. "Kinerja bottom line, dengan pengendalian biaya optimal, kami bisa tumbuh 29%," ujar Direktur Keuangan JSMR Anggiasari Hindratmo ke KONTAN, Rabu (8/2).
Meski demikian, pertumbuhan kinerja JSMR seirama dengan kenaikan beban perusahaan selama 2016, yang totalnya mencapai Rp 11,8 triliun. Jumlah itu meningkat 107% dibandingkan beban 2015 senilai Rp 5,7 triliun.
Terus ekspansi
Manajemen JSMR akan terus berinvestasi ke kota-kota besar di Indonesia. Untuk mendukung ekspansi tersebut, JSMR menyiapkan sejumlah aksi korporasi dalam rangka menjaring dana secara maksimal.
Maklumlah, emiten ini punya target untuk menaikkan aset hingga Rp 113 triliun hingga 2019 mendatang. Saat ini, posisi aset JSMR masih Rp 55 triliun.
Beberapa aksi korporasi yang akan ditempuh, misalnya, monetisasi salah satu aset, yaitu Jakarta Lingkar Barat Satu (JLB) yang dalam laporan keuangan memiliki aset Rp 180,6 miliar. Namun manajemen masih menghitung lagi valuasi aset tersebut. JSMR juga akan memonetisasi Trans Marga Jateng (TMJ) dengan total aset Rp 5,6 triliun.
Opsi lain JSMR adalah aksi sekuritisasi aset. Tapi untuk sekuritisasi ini, Anggiasari belum mau banyak berkomentar. "Sedang dibahas skemanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan konsultan kami." ungkap dia.
Seusai sekuritisasi aset, JSMR berencana mencari dana dengan menggelar penawaran obligasi berkelanjutan.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai, kenaikan kinerja JSMR merupakan hal yang wajar. Ini lantaran banyak hal yang mendongkrak kinerja, seperti kenaikan tarif dan trafik jalan tol.
Selanjutnya, dengan banyak proyek jalan tol JSMR yang telah selesai, maka hal tersebut akan menghasilkan pendapatan bagi JSMR. Meski demikian, peningkatan pendapatan juga diiringi dengan kenaikan beban.
"Untuk tahun ini, kurang lebih tidak akan banyak berbeda, dengan asumsi pengguna jalan tol yang semakin meningkat pada tahun ini," tutur Reza. Ia merekomendasikan buy JSMR dengan target Rp 4.700 per saham. Harga JSMR kemarin naik 3,55% menjadi Rp 4.380 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News