Reporter: Aloysius Brama | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana bisnis serta prospek tercapainya target pada tahun ini membuat saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) masih layak dilirik. Tahun ini KIJA akan mengandalkan pengembangan kawasan industrinya.
KIJA menargetkan marketing sales lebih tinggi 17,4% dari tahun lalu atau sekitar Rp 1,6 triliun. Sepanjang kuartal I lalu, KIJA sudah mencatatkan pra-penjualan atau marketing sales sebesar Rp 221 miliar. Lebih dari separuh marketing sales itu disumbang oleh segmen residensial-komersial yakni di angka Rp 121,5 miliar.
“Sedangkan 45% sisanya atau sekitar Rp 99,45 miliar disumbang dari segmen industrial,” ungkap Sekretaris Perusahaan KIJA Muljadi Suganda, Senin (17/6). Pencapaian itu, baru sekitar 13,81% dari target tahun ini.
Untuk kawasan industri, KIJA masih mengembangkan proyeknya di Kendal, Jawa Tengah. Sedangkan dari segmen hunian, terdekat KIJA akan meluncurkan proyek apartemen Kawana Golfview tahap kedua.
Target itu diharapkan dapat terealisasi dengan kontribusi dari beberapa produk di antaranya pengembangan kawasan di Cikarang sebesar Rp 1,15 triliun, proyek di Kendal sebesar Rp 350 miliar, dan dari produk lainnya sebesar Rp 100 miliar.
Sukarno Alatas, analis Oso Sekuritas menyebut, masih ada beberapa sentimen positif yang bisa mendongkrak harga saham KIJA. Sukarno mengatakan, secara keseluruhan emiten properti, termasuk KIJA, masih menunggu potensi penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia. “Bunga yang lebih rendah untuk mendanai proyek akan berpotensi meningkatkan permintaan penjualan properti,” kata dia.
Stabilnya kondisi sosial dan politik pascapemilu juga bisa menumbuhkan harapan investasi riil yang masuk ke Indonesia. “Kepercayaan investor untuk masuk (berinvestasi) semakin besar,” tandas Sukarno. Hal itu tentu menjadi peluang bagi emiten pengembang kawasan industri seperti KIJA.
Sukarno juga menggarisbawahi kondisi infrastruktur Indonesia saat ini. Menurutnya, konektivitas yang menjadi fokus pemerintah, ia nilai bisa menjadi nilai tambah investor untuk berinvestasi.
Tak berhenti di situ, sederet sentimen positif lain juga muncul dengan naiknya peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s. “Investor akan melihat Indonesia semakin menarik sehingga jumlah permintaan lahan kawasan industri ikut terkerek,” ujarnya.
Dari segi saham, Sukarno menyebut kondisi harga KIJA cenderung bergerak terkonsolidasi lantaran masih ada isu pelemahan daya permintaan. “Tapi masih bisa buy karena ada potensi melanjutkan penguatan dalam jangka menengah. Rekomendasi beli dengan target price Rp 312,” kata Sukarno.
Hari ini, harga saham KIJA stagnan di Rp 282 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News