Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kerja sama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) berpotensi meningkatkan margin bisnis emas. Kontribusi pendapatan dari bisnis nikel ANTM diharapkan juga meningkat seiring potensi dipangkasnya produksi nikel.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan memandang, kemitraan ANTM dengan Freeport dapat meningkatkan margin segmen emas. Pasokan dari Freeport dapat mendukung penjualan emas Antam di tengah momentum kenaikan harga logam mulia.
Pada tahun 2024, ANTM membukukan volume penjualan emas tertinggi sepanjang masa sebesar 43,78 ton pada tahun 2024, bertumbuh 67,5% yoy. Tren positif ini diperkirakan akan terus berlanjut pada 2025.
Baca Juga: Harga Emas Antam Rekor, Terkerek Ekspektasi Suku Bunga Fed Dipangkas Lebih Agresif
Penjualan emas antam salah satunya didukung komitmen Freeport untuk memasok hingga 30 ton emas ke ANTM, mengurangi ketergantungannya pada impor, yang saat ini mencapai 90% dari pasokan emasnya.
Mirae Asset memproyeksi bahwa kontribusi Freeport sebesar 10 ton dalam panduan penjualan emas yang dipatok sebesar 40 ton oleh ANTM di 2025.
Kemitraan ini memberikan setidaknya tiga manfaat utama yakni biaya pembelian yang lebih rendah, mengurangi eksposur valas, serta penghematan pajak impor sebesar 2,5%.
‘’Kami memperkirakan faktor-faktor ini dapat meningkatkan margin emas ANTM sebesar 1%-2%, yang secara langsung meningkatkan laba bersih ANTM secara keseluruhan,’’ tulis Rizkia dalam riset 17 Februari 2025.
Di samping itu, Rizkia mencermati, pemanfaatan kilang emas dapat membantu margin menjadi lebih tinggi. Seperti diketahui, ANTM bermaksud meningkatkan pemanfaatan kilang emasnya, yang saat ini hanya beroperasi pada 15% dari kapasitas 100 ton.
Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Siap Tingkatkan Produksi Emas Tahun Ini
Saat ini, sebagian besar penjualan emas ANTM berasal dari perdagangan, sehingga marginnya hanya satu digit.
Peningkatan hasil kilang akan meningkatkan margin secara signifikan karena ANTM memproses emas batangan dore (40% kandungan emas) menjadi emas batangan murni 99%.
Untuk mendukung rencana ini, ANTM secara aktif mencari akuisisi tambang emas yang layak secara ekonomi, mengingat tambang Pongkor akan segera tutup pada tahun 2025.
‘’Selain itu, pengamatan kami menunjukkan adanya potensi pengembangan produk emas digital, yang selanjutnya dapat meningkatkan kinerja segmen emas ANTM,’’ imbuh Rizkia.