kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bisnis balai lelang Adi Sarana Armada (ASSA) berpotensi tumbuh pada 2019


Minggu, 20 Januari 2019 / 20:42 WIB
Bisnis balai lelang Adi Sarana Armada (ASSA) berpotensi tumbuh pada 2019


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) optimistis bisnis lelang kendaraan akan meningkat di tahun ini. Apalagi perusahaan ini berniat mengakuisisi 51% saham salah satu perusahaan lelang kendaraan.

Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto menjelaskan, akuisisi direncanakan rampung tahun ini. "Kontribusi pendapatan sekitar 7%-8% dari total pendapatan," kata Prodjo kepada KONTAN, Minggu (20/1). Adapun tahun lalu diperkirakan bisnis ini menyumbang 5% dari total pendapatan.

Direktur ASSA Jany Chandra menjelaskan, peluang bisnis di bursa mobil bekas memang potensial. Mengingat jumlah unit lelang di Indonesia masih relatif kecil dibandingkan pasar otomotif Indonesia. Adapun tahun 2018 pertumbuhan unit terjualnya kendaraan di balai lelang Assa diklaim tumbuh 54%.

"Saat ini balai lelang kami sudah ada di 10 kota di Indonesia. Kami memang akan menambah beberapa lokasi lelang di 2019," kata Jany kepada KONTAN, Minggu (20/1). Hanya saja dia belum mengungkapkan lokasi balai lelang.

Meskipun begitu, sebagai perusahaan jasa transportasi, bisnis sewa kendaraan masih menjadi andalan utama. Menurut Jany, kontribusi pendapatan bisnis lelang tidak akan tinggi, karena bersifat fee based business.

Tiap pembeli membayar fee (biaya) sebesar Rp 1,25 juta. Sedangkan penjual membayar persentase tertentu dari harga terbentuk yang berbeda-beda tergantung pada kesulitan menjual unit tertentu, lokasi lelang, dan faktor lainnya. "Kontribusi ke bisnis ASSA lebih ke sebagai value chain dari bisnis rental untuk memaksimalkan gain dari bisnis mobil bekas," kata Jany.

Catatan saja, perusahaan rental mobil ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp Rp 1 triliun hingga 1,2 triliun di tahun ini. Dari total belanja modal, sekitar 80% berasal dari pinjaman dan sisanya kas internal. Dari dana tersebut, ASSA juga berencana untuk menambah unit armada baru sebanyak 5.000 hingga 5.500 unit.

Willinoy Sitorus, analis Trimegah Securities dalam risetnya (14/1) menjelaskan, bisnis rental ASSA di bawah Adi Sarana Lelang (BidWin) akan berpengaruh bagi bisnis ASSA di masa datang. Menurutnya bisnis lelang mobil ASSA menguntungkan karena membutuhkan modal kecil, mengambil keuntungan dari luasnya area penjualan mobil bekas dan dapat membantu bisnis penjualan unit mobil yang telah dimiliki oleh ASSA.

"Tahun ini kami prediksi ASSA bisa menjadi perusahaan lelang terbesar mengalahkan Astra Ibid, baik dengan pertumbuhan organik maupun anorganik," kata Willinoy dalam risetnya.

Willinoy memprediksi, pendapatan ASSA dari segmen lelang bisa naik tiga kali lipat di 2019. Di 2018, diprediksi pendapatannya mencapai Rp 64 miliar dan di 2019 bisa mencapai Rp 183 miliar. Willinoy merekomendasikan beli saham ASSA dengan target harga Rp 700. Saat ini harga saham ASSA sebesar Rp 530 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×