Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak investor maupun trader di pasar saham tengah memburu saham-saham yang tengah IPO atau initial public offering.
Pasalnya saham-saham IPO memberi keuntungan berlipat. Ada yang mulai puluhan hingga ratusan persen bahkan ada yang mencapai ribuan persen dalam waktu beberapa bulan saja.
Tentu saja semua orang ingin mendapatkan cuan dan cepat kaya dalam waktu singkat. Meskipun demikian, tidak semua saham-saham yang IPO memberikan cuan yang menggiurkan tersebut, banyak juga saham yang IPO langsung turun di zona merah di hari perdagangan perdanan-nya.
Baca Juga: Jumlah Emiten Baru Bisa Tembus 94 Hingga Akhir 2023, Imbas Tingginya Minat IPO
Karena itu, perlu strategi jitu agar tidak salah masuk di saham IPO dan tahu kapan harus keluar. Investor harus teliti menyelidik saham-saham yang berpotensi melesat pasca IPO. Salah satunya dengan teliti menghitung valuasinya dan mencermati teknikal serta fundamentalnya.
Pengamat pasar modal dan pendiri WH Project, William Hartanto mengatakan, untuk saham-saham yang sudah terbang tinggi setelah IPO rawan berbalik arah.
Untuk itu investor bisa memecah strategi menjadi dua cara. Yaitu, buy on weakness saham-saham blue chip dan melakukan trading pada saham-saham IPO yang masih menguat itu.
Sementara itu, analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, kalau untuk trading, saham-saham yang baru IPO ini masih menarik dicermati.
Baca Juga: Harga Saham GOTO Terus Tertekan, Begini Kata Patrick Walujo
Misalnya, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR). "Investor dapat melakukan trading buy terlebih dahulu terhadap emiten tersebut", kata Herditya.
Di sisi lain, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy menilai, mengingat sifatnya yang lebih fluktuatif, akan lebih baik bagi investor agar jangan terlalu lama menahan saham debutan IPO karena rentan terkena ambil untung.
"Peganglah hingga sekitar 3 bulan sampai 9 bulan paling lama, atau hingga lock-up period berakhir, kata Budi. Sebab, dalam kurun waktu tiga tahun setelah IPO, umumnya terjadi reversal terhadap saham-saham pendatang baru.
Saat ini, masih ada sejumlah saham yang bakal melantai di bursa, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Sebanyak 12 di antaranya merupakan perusahaan berskala besar. Di bulan November 2023 ini, ada tiga perusahaan yang siap mencatatkan sahamnya di papan bursa.
Baca Juga: Minat IPO Tinggi, Jumlah Emiten Baru Bisa Tembus 94 Hingga Akhir 2023
Perusahaan tersebut adalah PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS), PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI), dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM).
Menurut Budi, jika punya profil risiko tinggi dan punya waktu untuk aktif trading, tak ada salahnya ikut memesan saham IPO, asalkan tetap teliti dan hati-hati.
Sebelumnya saham, ada sejumlah saham yang memberi return multibagger dari IPO. Misalnya, dua emiten milik Prajogo Pangestu, CUAN dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Saham AMMN yang langsung masuk jadi saham big caps juga memberikan cuan fantastis sejak IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News