Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Benakat Integra Tbk (BIPI) menambah daftar emiten yang berencana membeli kembali (buyback) saham yang beredar di publik. Emiten energi terintegrasi ini bakal melakukan buyback maksimal atas 3,65 miliar saham atau setara 10% dari modal disetor dan ditempatkan penuh.
Hal itu terungkap dalam rilis resmi BIPI yang diterbitkan pada Rabu (28/5). Mengacu pada pengumuman itu, BIPI akan mengeksekusi buyback saat harga saham tidak lebih tinggi dari Rp 300 per saham.
Adapun dana yang disiapkan BIPI untuk menggelar buyback adalah senilai US$ 32 juta. "Perseroan akan menyisihkan sejumlah dana untuk tujuan pembelian kembali saham yang berasal dari akun laba ditahan," tulis Michael Wong, Direktur BIPI.
Rencana buyback itu bukan tanpa alasan. Manajemen menilai harga saham BIPI saat belum mencerminkan kondisi fundamental keuangan alias undervalued. Pada Rabu (28/5), harga BIPI memang hanya bertengger di level Rp 139 per saham.
Di sisi lain, selepas mengakuisisi PT Astrindo Mahakarya Indonesia (Astrindo) pada Juni 2013, kinerja keuangan BIPI memang tumbuh tinggi. Di kuartal I 2014 misalnya, laba tahun berjalan BIPI melompat 4.652,43% menjadi US$ 14,13 juta dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih US$ 297.290.
Kenaikan ini didorong oleh perolehan pendapatan BIPI yang juga naik signifikan, yaitu 99,02% menjadi US$ 87,68 juta di kuartal I 2014. Bandingkan dengan pendapatan BIPI di tiga bulan pertama 2013 yang masih senilai US$ 8,02 juta.
Astrindo menyokong sekitar 94% dari total pendapatan BIPI di kuartal I 2014. Selain harga saham yang undervalued, BIPI menilai rencana buyback akan menghasilkan tiga manfaat.
Pertama, buyback akan memberikan fleksibilitas BIPI dalam mengelola modal dan dapat menciptakan cadangan kas, jika nantinya diperlukan. Kedua, aksi buyback akan menurunkan keseluruhan biaya modal dan meningkatkan laba bersih per saham (EPS) maupun imbal hasil ekuitas (ROE) secara berkelanjutan.
Ketiga, buyback tentunya akan menambah jumlah saham yang dapat dikonversikan terkait dengan utang bersifat ekuitas (equity linked). Rencananya, rencana buyback akan dimintakan persetujuan dalam RUPSLB yang akan digelar pada 27 Juni 2014 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News