Reporter: Aloysius Brama | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) akan berfokus pada peningkatan utilisasi kapalnya alih-alih menambah armada baru pada tahun ini. Terutama, peningkatan utilisasi kapal pada segmen kapal penunjang lepas pantai atau kapal offshore.
Hal itu tak lepas dari rendahnya utilisasi kapal milik BBRM sepanjang tahun lalu. Asal tahu saja, utilisasi kapal offshore BBRM sepanjang tahun 2018 hanya sebesar 20% hingga 25%. Fluktuasi harga dan produksi minyak dituding menjadi biang kerok yang membuat bisnis Bina Buana Raya melambat.
Untuk tahun ini, Direktur BBRM Peter optimistis bisa menaikkan utilisasi kapal. Dari segmen offshore misalnya, jelang semester I 2019 berakhir sudah terjadi kenaikan utilisasi mencapai 35%.
Optimisme Peter itu didasari oleh kontrak yang akan dan sudah terealisasi di tahun ini. Proses negosiasi pemerintah untuk mengelola beberapa blok produsen minyak dan gas bumi dilihat sebagai peluang oleh BBRM. “Tapi kami tidak bisa menyebut berapa kontrak-kontrak yang kami akan realisasikan,” ujar Peter, Jumat (21/6).
Peningkatan itu juga tercermin dari pendapatan segmen kapal penunjang lepas pantai yang tumbuh hingga 434% secara year on year (yoy) di kuartal I lalu. Tercatat, pendapatan BBRM dari segmen tersebut mencapai US$ 950.571 Sedangkan di tahun 2018 lalu pada periode yang sama, pendapatan dari segmen offshore hanya sebesar US$ 177.916.
Peter optimistis, di semester II nanti utilisasi kapal BBRM bisa mencapai 63%. “Target yang sudah ada dan akan terealisasi bisa mendongkrak utilisasi kami di tahun ini dengan rerata 50%,” tandas Peter.
Peter pesimistis utilisasi kapal bisa lebih tinggi daripada angka tersebut untuk tahun ini. Pasalnya, BBRM masih harus menjual sekitar dua set kapal atau sekitar empat kapal lagi. “Itu bagian dari rencana restrukturisasi utang,” kata Peter. Sehingga hingga akhir tahun 2019 nanti, BBRM diproyeksikan memiliki 17 kapal saja terdiri dari kapal offshore dan kapal tongkang.
Sepanjang tahun 2018 lalu, BBRM telah menjual 5 set kapal tunda dan tongkangnya. “Tahun lalu kami menjual aset kapal kami senilai US$ 3,4 juta dollar,” kata Peter.
Hingga kuartal I tahun ini, segmen kapal tunda dan tongkang menyumbang US$ 3,41 juta bagi pendapatan BBRM. Jumlah itu turun 30,3% dari kuartal I tahun 2018 yang sebesar US$ 4,90 juta.
Meski begitu Peter mengatakan segmen kapal tunda dan tongkang tidak akan tertekan terlalu jauh lagi. Peter optimistis utilisasi di segmen itu masih akan berada di angka 74%. “Angka itu masih sama dengan tahun lalu,” kata Peter.
Dengan sederet proyeksi itu, Peter optimis bisa menekan kerugian. Meski begitu ia tak mau sesumbar dengan berapa persen angka kerugian yang bisa ditekan.
Tercatat, BBRM berhasil menekan kerugian hingga 79% di akhir tahun lalu. Pada tahun 2018, kerugian BBRM tercatat sebesar US$ 8,05 juta. Sedangkan di tahun 2017 kerugiannya mencapai US$ 38,4 juta.
Pada kuartal pertama tahun ini, kerugian BBRM turun 22,2% di angka US$ 1,35 juta apabila dibandingkan kuartal I tahun lalu yang sebesar US$ 1,74 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News