kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,13   5,82   0.64%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bikin floating storage, Hasnur siapkan capex Rp 1,4 triliun


Senin, 27 Agustus 2018 / 16:53 WIB
Bikin floating storage, Hasnur siapkan capex Rp 1,4 triliun
ILUSTRASI. PRODUKSI BATUBARA 2018


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -TOKYO. 

TOKYO. Dalam bisnis, Hasnur Grup tak lagi muda. Bahkan, Senin 27 Agustus ini, usaha yang dibidangi pasangan suami istri Abdussamad dan Sulaiman dan Nurhayati ini menginjak 52 tahun.   


Di usia ini, Hasnur memiliki 57 anak usaha. "Akhir tahun ini akan bertambah menjadi 60 perusahaan," tandas Direktur Keuangan Direktur Keuangan Hasnur Grup Syamsul Bachri Djadi (24/8).  

Memulai usaha dari jasa angkutan sungai, lima sektor usaha kini jadi andalam Hasnur yakni  di sektor kehutanan (forestry), perkebunan, pertambangan, media dan jasa.Salah satu yang terbesar sektor tambang dengan kontribusi ke induk 80%- 90%. 

Lewat sub holding berbendera PT Hasnur Jaya International (HJI), Hasnur membawahi anak usaha di tambang batubara (Hasnur Jaya Energi), terminal (Hasnur Resources Terminal) dan perkapalan (shipping) lewat Hasnur Internasional Shipping. "Jadi di bisnis pertambangan, Hasnur kami tak hanya hanya punya ladang batubara, tapi juga  memiliki terminal dan kapal sendiri," imbuh Syamsul. 

Hingga kini, ladang batubara terbesar dimiliki PT Energi Batubara Lestari dan PY Bhumi Rantau. Keduanya,  memiliki cadangan masing-masing  80 juta metrik ton dan 200 juta metrik ton. Pasar lokal dan ekspor menjadi tujuan komposisi 45% dan 55%.

Di pasar lokal, selain PLN, Hasnur juga menjual batubaranya ke pabrik semen. Adapun, pasar ekspor beberapa klien besar antara lain: Itochu Corporation, Mitsui &  Co LTd dan Endesa, Spanyol. 

Akhir pekan lalu, Itochu menambah pembelian batubara sebanyak 500.000 ton untuk menggenapi pesanan di tahun ini sebanyak 1,5 juta ton batubara menjadi 2 juta ton. Adapun Mitsui tahun ini menambah pesanan sebanyak 3 juta ton. Dengan begitu, kontrak dengan Mitsui mencapai 4,5 juta. Dengan tambahan permintaan, HJI optimistis produksi tahun ini bisa mencapai 12 juta ton.

Dengan aset per akhir 2017 Rp 2,9 triliun dan  pendapatan usaha tambang Rp 1,9 triluun dengan laba bersih Rp 350 miliar, HJI  mengincar kenaikan pendapatan usaha, laba dan aset  20%-30% di 2018 ini.Ini artinya, tahun ini HJI menargetkan laba bersih usaha sebesar Rp 420 miliar sampai Rp 455 miliar.  "Adapun capaian sampai semester I 2018, pendapatan Rp 1,1 triliun dengan laba bersih Rp 200 miliar," ujar Syamsul lagi.

Untuk mencapai target usaha 20%-30%, Hasnur akan memacu ekspor sebagai andalan.  Korea Selatan, China, India, dan Spanyol jadi tujuan.
Rencananya di 2019,  Hasnur ini juga akan melebarkan pasar ekspor ke Slovenia dan Chile.   "Perluasan pasar ekspor jadi target kami agar portofolio menyebar," imbuh Direktur PT Bhumi Rantau Energi Hendra Santoso. 

Makanya, di tahun depan, Hasnur akan menyiapkan dana belanja modal Rp 1,2 triliun-Rp 1,4 triliun. Rencananya, Hasnur akan melepas saham anak usahanya 20%-30% di semester I 2019 nanti lewat initial public offering (IPO). "Hasil IPO untuk modal usaha, salah satunya pembangunan floating storage untuk membuat bisnis usaha kami lebih efisien," ujar Syamsul.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×