kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bidik pertumbuhan pendapatan 25% di 2020, ini strategi Hartadinata Abadi (HRTA)


Selasa, 19 November 2019 / 16:08 WIB
Bidik pertumbuhan pendapatan 25% di 2020, ini strategi Hartadinata Abadi (HRTA)
ILUSTRASI. toko perhiasan emas Aurum Collection Centre center ACC PT Hartadinata Abadi Tbk?HRTA


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan manufaktur dan perdagangan perhiasan emas PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) akan segera menawarkan obligasi berkelanjutan I tahap I tahun 2019. Nilai pokok obligasi tersebut sebesar Rp 600 miliar dan jatuh tempo pada Desember 2024. 

Dalam prospektusnya, manajemen HRTA mengatakan hasil dari penawaran umum tersebut akan dialokasikan untuk peningkatan utilisasi keempat pabrik Hartadinata.

Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) akan menerbitkan obligasi Rp 600 miliar, berikut jadwalnya

Kegiatan tersebut mencakup pembelian bahan baku, biaya sumber daya manusia, biaya overhead pabrik serta biaya lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha Hartadinata. 

Direktur Keuangan Hartadinata Abadi Deny Ong mengatakan, dengan dana tersebut perusahaan menargetkan bisa mencapai utilisasi pabrik hingga 75% di tahun 2024. Adapun, saat ini utilisasi pabrik sudah mencapai 39%.

Dengan kondisi tersebut, pabrik Hartadinata Abadi memiliki kapasitas produksi 800-900 kg per bulan. 

Dus, pada 2020 perusahaan menargetkan bisa mencapai pertumbuhan pendapatan sekitar 20%-25%. "Tetapi ini kalau penerbitan obligasi terealisasikan, kalau tidak, target pertumbuhan pendapatan 12%-15%," ujar Deny saat dihubungi Kontan, Selasa (19/11). 

Baca Juga: Catat, ini rencana penerbitan obligasi total Rp 18,23 triliun dari 13 emiten

Adapun pada kuartal III-2019, HRTA mengantongi hasil penjualan sebesar Rp 2,4 triliun. Jumlah tersebut meningkat 12,15% secara tahunan (yoy) dari Rp 2,14 triliun di kuartal III-2018. HRTA juga berhasil membukukan laba bersih periode berjalan yang tumbuh 14,86% yoy dari Rp 101,95 miliar menjadi Rp 117,1 miliar. 

Sejatinya, perusahaan mengalokasikan dana utilisasi setelah hasil penawaran obligasi dilakukan untuk membayar utang ke PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 142,5 miliar. Namun, apabila obligasi tidak terealisasikan perusahaan belum akan melunasi utang tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan HRTA kuartal III-2019, saldo utang kepada BNI tercatat sebesar Rp 285 miliar. Utang tersebut jatuh tempo pada 15 September 2020.

Baca Juga: Turunkan target pembukaan gerai, Hartadinata optimistis raih pendapatan Rp 3 triliun

Utang kepada BNI tersebut merupakan jumlah utang jangka pendek terbesar dalam pos liabilitas jangka pendek. Adapun, liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 364,7 miliar sedangkan liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp 292,56 miliar. 

Selain itu, dana hasil penawaran obligasi akan digunakan untuk penyertaan modal dalam bentuk pinjaman ke anak perusahaan sebesar Rp 120 miliar. Salah satunya untuk menambah gerai baru di usaha gadai. 

Baca Juga: Luncurkan tema baru, Hartadinata gandeng Rossa sebagai brand ambassador perhiasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×