kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Biden dilantik jadi presiden AS, berikut saham-saham yang terkena efek positif


Rabu, 20 Januari 2021 / 07:00 WIB
Biden dilantik jadi presiden AS, berikut saham-saham yang terkena efek positif


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan dilantik dan mulai menjalankan pemerintahannya pada Rabu (20/1). Salah satu hal yang menjadi fokus Biden adalah mengenai penggunaan energi terbarukan alias clean energy.

Dalam empat tahun ke depan, Biden berencana mengalokasikan US$ 2 triliun untuk meningkatkan penggunaan clean energy secara signifikan pada sektor transportasi, listrik, dan bangunan. Dia juga menekankan pentingnya mengurangi emisi bahan bakar fosil secara signifikan.

Lebih jauh, Biden pun menargetkan sejumlah hal, seperti sektor listrik bebas emisi pada tahun 2035, meningkatkan empat juta bangunan selama empat tahun untuk memenuhi standard tertinggi efisiensi energi, dan mengganti kendaraan pemerintah dengan kendaraan listrik. Ia pun menargetkan AS dapat mencapai nol emisi sebelum tahun 2050.

Merespons hal ini, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya melihat, kondisi ini akan berefek positif pada saham-saham pertambangan nikel, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Pasalnya, fokus pemerintahan Biden pada kendaraan listrik berpotensi mengangkat permintaan nikel yang merupakan bahan baku pembuatan baterai pada kendaraan listrik.

Baca Juga: Kebijakan green energy Biden akan menguntungkan emiten penambang logam

Menurut Hariyanto, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengoleksi dua saham tersebut, sebab ANTM dan INCO telah turun cukup dalam. Berdasarkan data RTI, ANTM terkoreksi 15,49% dalam tiga hari terakhir ke level Rp 2.710 per saham dan INCO turun 10,45% ke level Rp 5.950 per saham dalam dua hari terakhir.

"Saya melihat setelah harga saham ANTM dan INCO terkoreksi banyak dalam beberapa hari merupakan peluang untuk akumulasi," kata Hariyanto saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/1).

Baca Juga: IHSG melorot 1,06%, Selasa (19/1), begini proyeksi IHSG pada Rabu (20/1)



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×