kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Tapering The Fed membayangi pergerakan nilai tukar rupiah


Jumat, 19 November 2021 / 09:24 WIB
BI: Tapering The Fed membayangi pergerakan nilai tukar rupiah
ILUSTRASI. Rupiah. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, normalisasi kebijakan longgar (tapering off) dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan membayangi pergerakan nilai tukar rupiah. 

“Berkaitan dengan rencana normalisasi kebijakan moneter dari The Fed, akan berpengaruh pada pergerakan nilai tukar rupiah dari waktu ke waktu,” tegas Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (18/11) via video conference. 

Dengan kemungkinan tersebut, maka Perry akan mawas diri. Dirinya dan otoritas moneter akan mencermati lebih lanjut seberapa besar dampak tapering off tersebut pada kata uang Garuda. 

Baca Juga: Rupiah spot dibuka menguat tipis ke Rp 14.211 per dolar AS pada hari ini (19/11)

Akan tetapi, sampai saat ini Perry masih optimistis dampak tapering off pada nilai tukar rupiah masih terukur. Karnea kejelasan komunikasi dari The Fed bisa dipahami oleh pasar dan para pelaku ekonomi. 

Tentu, hal ini bisa menjadi peta jalan sendiri bagi investor global serta mengurangi tekanan, meski ketidakpastian memang masih belum reda. 

Selain itu, Perry juga optimistis nilai tukar rupiah bakal stabil dan meningkat, didukung dengan faktor fundamental yang baik, yaitu defisit neraca transaksi berjalan (CAD) yang tetap rendah, prospek ekonomi yang membaik, serta perbedaan suku bunga yield SBN dan US Treasury yang tetap menarik.

Selanjutnya: Rupiah dalam tren melemah, ini alasannya menurut BI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×