kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

BI Tahan Suku Bunga, Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Paling Prospektif


Kamis, 19 Desember 2024 / 20:49 WIB
BI Tahan Suku Bunga, Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Paling Prospektif
ILUSTRASI. Sejak awal tahun, reksadana pendapatan tetap mencatatkan imbal hasil sebesar 3,14% dan reksadana pasar uang memberikan return 4,48%.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga acuan diproyeksikan akan membuat reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang menjadi instrumen menarik dan prospektif.

Untuk diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 17-18 Desember lalu, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan BI-Rate di level 6%.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi menjelaskan bahwa suku bunga yang stabil membuat kinerja reksadana pasar uang lebih prospektif karena akan memberikan imbal hasil yang kompetitif. Instrumen ini juga lebih aman dan likuid. 

Baca Juga: Kinerja Reksadana Berbalik Arah, Pasar Uang Memimpin Penguatan, Ini 5 Terbaiknya

Sedangkan, untuk reksadana pendapatan tetap, suku bunga rendah membuat harga obligasi dalam portofolio lebih stabil dan investor juga bisa menikmati yield yang menarik.

"Selain itu, stabilitas ekonomi Indonesia yang kuat dengan pertumbuhan GDP yang konsisten juga mendukung prospek positif reksadana ini," kata Reza kepada KONTAN, Kamis (19/12). 

Tetapi di sisi lain, kedua jenis reksadana tersebut masih menghadapi sejumlah tantangan. Reza mengatakan, tantangan utama untuk reksadana pendapatan tetap adalah adalah fluktuasi suku bunga global dan kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru yang bisa mempengaruhi pasar obligasi. 

Sedangkan jika terjadi kenaikan inflasi yang bisa mengurangi daya beli dari imbal hasil yang diperoleh, menjadi tantangan utama bagi reksadana pasar uang.

Baca Juga: Walaupun Banyak Katalis Positif Reksadana Offshore, Investor Perlu Cermati Hal Ini

Reza memproyeksi return reksadana pendapatan tetap diperkirakan akan berada pada kisaran 5%-7% per tahun. Sementara reksadana pasar uang diperkirakan bisa memberikan return sekitar 4%-5% per tahun. 

Adapun sepanjang tahun ini kedua jenis reksadana tersebut memberikan performa kinerja yang apik.

Berdasarkan data Infovesta Utama, acuan reksadana pendapatan tetap atau Infovesta 90 Fixed Income Fund Index mencatatkan imbal hasil sebesar 3,14% secara year to date (YTD) per 18 Desember 2024.

Kemudian reksadana pasar uang atau Infovesta Money Market Fund Index memberikan return 4,48% YTD per 18 Desember 2024.

Selanjutnya: Sejumlah Bank Digital Beberkan Rencana Bisnis Bank untuk Tahun 2025

Menarik Dibaca: Jenis Tanaman yang Cocok untuk Ibu Super Sibuk hingga Pecinta Kebun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×