Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham sektor properti mengalami penguatan tipis bila dihitung sejak awal tahun hingga penutupan pasar Kamis (21/1). Indeks sektor ini hanya menguat 2,15% ytd, menjadi ketiga yang terendah setelah sektor agrikultur dan barang konsumer.
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menjelaskan kenaikan 2,15% tersebut hanya fluktuasi harga yang normal, bukan karena efek terbatas akibat penahanan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di level 3,75%.
Justru penahanan suku bunga tersebut memberikan prospek baik bagi emiten properti karena calon pembeli bisa memanfaatkan momentum ini. Apalagi tren suku bunga rendah juga diprediksi masih berlanjut.
Baca Juga: IHSG anjlok 1,5% ke 6.317 pada sesi I Jumat (22/1), asing lepas ARTO, TLKM dan CPIN
"Prospek sektor ini cukup baik mengingat suku bunga saat ini merupakan titik terendah dalam 5 bahkan 10 tahun terakhir," jelas Joey, Jumat (22/1).
Joey memprediksi di tahun ini bank sentral juga masih akan memangkas suku bunga satu kali lagi. Pemangkasan ini tentu akan memberikan efek positif pada penjualan properti. Namun, bila dibandingkan dengan perkembangan Covid-19 maka pemangkasan ini berefek lebih terbatas.
"Faktor yang akan lebih mempengaruhi sektor properti saya rasa lebih ke arah angka kasus Covid-19 yang naik terus. Apabila angka ini bisa ditekan, saya rasa konsumen akan lebih confidence untuk melakukan pembelian properti," jelas Joey.
Baca Juga: Harga meningkat signifikan, saham TFAS, CANI, dan DCII kena suspensi
Dus, Joey masih merekomendasikan investor untuk melirik sektor properti seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Untuk saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) karena net gearing masih di kisaran 30% disertai dengan portofolio produk di bawah Rp 2 miliar mencapai sekitar masing-masing 82% dan 62%. Sedangkan SMRA memiliki gearing 96% dengan portofolio di bawah Rp 2 miliar sebesar 52%.
"BSDE juga diperdagangkan dengan valuasi cukup murah di bawah 1 kali price book value (PBV), yaitu 0,8 kali," imbuhnya.
Baca Juga: Mayoritas bursa Asia melemah pada perdagangan akhir pekan ini (22/1)
Joey menambahkan PWON juga memiliki fundamental yang cukup baik dengan net gearing 0,3% namun karena kontribusi recurring income yang cukup besar mencapai 50% menyebabkan kinerja masih tertekan. Terutama karena trafik mal dan okupansi hotel yang masih rendah selama pandemi berkepanjangan ini.
Adapun target harga saham BSDE Rp 1.500, CTRA Rp 1.200, SMRA Rp 950, PWON Rp 600.
Selanjutnya: Saham BBRI turun 2,04 % sehari, berapa kini PER dan PBV 21 Januari 2021?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News