kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI rate turun, Sukri 008 semakin menarik


Jumat, 19 Februari 2016 / 11:07 WIB
BI rate turun, Sukri 008 semakin menarik


Reporter: Nina Dwiantika, Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Masih mencari alternatif investasi di tengah fluktuasi pasar? Ini peluang bagi Anda. Terhitung mulai hari ini, pemerintah melego surat utang syariah negara alias sukuk ritel seri SR-008.

Masa penawaran berlangsung hingga 4 Maret 2016. Pemerintah akan menerbitkan Sukri SR-008 Rp 25 triliun-Rp 30 triliun. Target ini lebih tinggi ketimbang realisasi penerbitan tahun lalu senilai Rp 21,96 triliun.

"Apabila permintaan tinggi, penyerapan kami upsize jadi Rp 30 triliun," ujar Dirjen Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan, Kamis (18/2).

Surat utang ini bertenor tiga tahun. Imbalannya menarik. SR-008 mematok kupon 8,3% per tahun. Penetapan kupon masih mengacu suku bunga Bank Indonesia alias BI rate 7,25% dan mempertimbangkan yield SUN tenor tiga tahun di pasar sekunder.

"Meski BI rate kemudian turun ke 7% setelah penetapan kupon," tuturnya.

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus optimistis, instrumen ini bakal laris. Proyeksinya, permintaan bakal mencapai Rp 22,5 triliun- Rp 27 triliun.

"Pasca penurunan BI rate, Sukri kian menarik. Spread bunga acuan dengan kupon SR-008 semakin lebar," ujarnya. Dengan acuan BI rate 7,25% saja, spread mencapai 105 basis poin.

Analis Capital Asset Management Desmon Silitonga bilang, investasi di SR-008 lebih menarik ketimbang deposito, yang berbiak 7%-8%. "Apalagi, bank berpeluang memangkas bunga deposito," paparnya.

Belum lagi, pajak Sukri hanya 15%, sedangkan deposito sebesar 20%. Sukri juga dijamin pemerintah, berbeda dengan instrumen seperti saham dan reksadana yang tak dijamin.

Tak heran, Desmon memprediksi, permintaan bisa antara Rp 25 triliun-Rp 30 triliun. Dengan begitu, pemerintah mungkin menyerap Rp 20 triliun-Rp 25 triliun. Menurut Nico, investor dengan nominal investasi kecil akan masuk untuk menikmati kupon.

Lalu, investor kelas kakap bakal mengejar kenaikan harga (capital gain). Agen penjual juga agresif. Kepala Divisi Syariah PT Bank OCBC NISP Koko T Rachmadi membidik penjualan Rp 1 triliun.

Agen lain, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga optimistis. “Kami akan menjual sebanyak Rp 1,086 triliun dalam sebulan," ujar Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga.

Investor bisa memesan SR-008 dengan minimal Rp 5 juta dan maksimal Rp 5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×