Reporter: Sandy Baskoro, Amailia Putri Hasniawati, Wahyu Satriani | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Sudah tiga hari terakhir ini, kesibukan melanda Wang Wardhana. Head of Consumer Banking Market Sales Standard Chartered Bank (Stanchart) itu harus menyambangi tiga kota: Bandung, Surabaya dan Makassar. Hajatan di tiga kota itu untuk memasarkan obligasi negara ritel atau ORI 008.
Manajemen Stanchart, satu dari 25 agen penjual ORI 008, merasa puas atas hasil sementara road show di tiga kota tersebut. Ditambah hasil customer gathering di Jakarta, Selasa lalu (11/10), Wang menyatakan permintaan ORI 008 yang masuk sudah 100% dari jatah Stanchart. Tapi dia enggan membeberkan jumlah jatah ORI buat bank asing itu. Dia hanya bilang, jatah untuk ORI 008 tak jauh berbeda dari realisasi penjualan ORI 007 yang mencapai Rp 430 miliar.
Stanchart serius menggenjot pemasaran ORI 008. Saat menggelar customer gathering di Hotel InterContinental Jakarta MidPlaza, Selasa lalu, mereka mengundang khusus sekitar 250 nasabah premium. Fauzi Ichsan, Ekonom Stanchart, didapuk sebagai pembicara.
Tirto Gunawan, 46 tahun, salah satu nasabah Stanchart, mengaku menyiapkan dana Rp 300 juta hingga Rp 500 juta untuk membeli ORI 008. "Jumlah itu sekitar 5% dari total dana investasi," ungkap pengusaha di sektor logam yang bermukim di kawasan Jakarta Barat itu.
Para nasabah Stanchart yang datang pada acara tersebut mungkin menyiapkan dana tak jauh berbeda dengan Tirto, bahkan bisa lebih dari itu. Kesimpulan ini tampaknya wajar apabila berkaca dari pengalaman Stanchart memasarkan ORI seri 007. Wang menjelaskan, Stanchart berhasil memasarkan ORI 007 senilai Rp 430 miliar kepada 700 nasabah. Jika dibagi rata, satu nasabah mengeluarkan dana lebih dari Rp 600 juta untuk ORI 007.
Permintaan ORI 008 di agen penjual lain juga membeludak. Pemesanan di Sentra Layanan BRI Prioritas Kantor Cabang Khusus Jakarta, misalnya, sudah separuh dari target. Cabang ini dapat jatah Rp 10 miliar, sementara pemesanan yang masuk sudah Rp 5 miliar.
"Nilai pemesanan yang sudah dieksekusi Rp 5 miliar. Ditambah nasabah yang booking tapi belum eksekusi, maka sudah mencapai target," ujar Felix Loho, Priority Banking Manager Sentra Layanan BRI Prioritas Kantor Cabang Khusus Jakarta, kemarin (14/10).
Masa penawaran ORI 008 dimulai sejak 7 Oktober dan berakhir 21 Oktober nanti. Obligasi ritel ini memberikan kupon sebesar 7,3%. Di mata sebagian investor, kupon ORI 008 semula tidak terlalu menarik. Pasalnya, angka tersebut tak jauh berbeda dengan suku bunga deposito di kisaran 7,25%. Ini berarti selisihnya hanya 0,5%.
Padahal, ORI 007 pada tahun lalu memberi kupon 7,9%. Kala itu, suku bunga deposito juga hampir sama yakni 7,25%, tapi selisihnya lebih lebar.
Tapi, begitu Bank Indonesia memangkas bunga acuan atau BI rate menjadi 6,5%, Selasa (11/10) lalu, banyak nasabah BRI yang semula berstatus pending, langsung mengeksekusi ORI 008. Penurunan BI rate ikut memangkas bunga simpanan, termasuk deposito. Dari sini, investor masuk ORI 008.
I Made Adi Saputra, analis obligasi NC Securities, menilai investor semakin tertarik ORI lantaran BI rate dan bunga penjaminan turun masing-masing menjadi 6,5% dan 7%. Di sisi lain, deposito terkena pajak 20%, di atas pajak ORI sebesar 15%. "ORI juga berpotensi naik di pasar sekunder. Sebab, tenor ORI pendek tapi kuponnya besar, dan itu menguntungkan," tutur dia.
Tingkat pengembalian investasi di ORI pun terbilang lebih cepat karena kuponnya dibayarkan setiap satu bulan. Sedangkan pembayaran kupon obligasi negara konvensional berlangsung setiap enam bulan.
Muhammad Arif Setiawan, salah satu nasabah BRI Prioritas, merasa tertarik membeli ORI 008 karena potensi untungnya lebih tinggi ketimbang deposito. Dia membeli ORI 008 senilai Rp 300 juta. Arif juga sebelumnya berinvestasi di ORI 007 senilai Rp 100 juta.
Agen penjual lain yang turut kebanjiran permintaan adalah Bank BNI. Nilai total pemesanan ORI 008 di bank BUMN ini mencapai Rp 1,4 triliun. Jumlah ini melampaui jatah BNI yang senilai Rp 1,1 triliun. "Kami sudah menyampaikan permohonan up size menjadi Rp 1,7 triliun hingga Rp 2 triliun," kata Head of Business Development-Emerald & Affluent Segment BNI, Alwas Kurniadi.
Pemesanan ORI 008 di sejumlah kantor cabang Bank BNI kini berstatus daftar tunggu alias waiting list. Di Bank BNI Cabang Utama Gambir, misalnya, terdapat 20 calon investor yang masuk daftar tunggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News