Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,25% pada rapat dewan gubernur, Kamis (22/9).
Saat BI mengerek suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot melemah 0,17% ke Rp 15.023 per dolar AS. Sementara itu, menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah berada di angka Rp 15.033 per dolar AS atau melemah 0,15%.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 50 bps pada RDG bulan ini yang merupakan langkah pre-emptive dan forward looking merespons kenaikan inflasi domestik yang dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM.
Baca Juga: Setelah Bunga Acuan BI Naik Lagi, Apa yang Selanjutnya Terjadi?
"Selain dalam rangka meredam tekanan inflasi khususnya menjangkar inflasi inti, kenaikan suku bunga acuan BI juga ditujukan untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah sentimen global dari normalisasi suku bunga acuan Fed di tahun ini yang lebih agresif dari perkiraan sebelumnya," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (22/9).
Josua mengatakan, keputusan BI yang menaikkan suku bunganya lebih tinggi daripada ekspektasi pasar berpotensi mendukung penguatan rupiah secara terbatas. Sementara kenaikan suku bunga Fed Funds Rate sebesar 75 bps Kamis dini hari sesuai dengan ekspektasi pasar.
Namun, terdapat potensi kenaikan terbatas pada yield SUN sehingga membatasi penguatan rupiah. Oleh sebab itu, Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.950 per dolar AS-Rp 15.075 per dolar AS jelang akhir pekan.
Baca Juga: BI Naikkan Suku bunga, Rupiah Diprediksi Akan Menguat Tipis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News