Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak lama lagi pemerintah akan segera menawarkan instrumen Sukuk Tabungan seri ST005 pada 8—22 Agustus mendatang. Ada kemungkinan kupon minimum untuk seri tersebut akan turun.
Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga menyampaikan, potensi penurunan kupon minimum ST005 akan sulit dihindari. Pasalnya, suku bunga acuan atau BI-7 Day Repo Rate telah bergerak turun menjadi 5,75% pada bulan lalu.
Baca Juga: Penjualan SBR007 sesuai ekspektasi dan disokong investor muda
Apabila kupon minimum ST005 tetap bertahan di level 7,50% atau setara dengan kupon Savings Bond Ritel seri SBR007, hal ini justru memperlihatkan adanya kebijakan yang berlawanan antara pemerintah dan Bank Indonesia. “Karena tren suku bunga acuan turun, maka kupon obligasi apapun akan mengacu ke sana,” ujar dia, Jumat (2/8) lalu.
Namun demikian, Desmon menilai, kupon minimum ST005 tidak akan turun terlalu dalam. Dalam hal ini, ia memprediksi, pemerintah hanya akan memangkas spread tetap terhadap suku bunga acuan maksimal 25 bps.
Baca Juga: Imbal Hasil ST005 Diprediksi Sebesar 7% premium
Jika memakai spread tetap SBR007 yang baru dirilis bulan lalu, ada peluang ST005 akan mengalami penurunan spread tetap dari 1,5% menjadi 1,25%. Artinya, bisa saja kupon minimum ST005 nantinya berada di level 7%.
Kupon sebesar itu dipandang tidak akan mengurangi daya tarik ST005. Sebab, yield Surat Utang Negara (SUN) untuk tenor 2 tahun atau setara dengan tenor ST005 berada di bawah level 7%. Kupon minimum ST005 juga tidak berselisih jauh dengan SUN seri acuan 10 tahun yang hari ini (2/8) berada di level 7,57% menurut data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI).
“Asalkan masih di level 7%, maka kupon ST005 masih lebih tinggi dari bunga deposito perbankan yang juga berpotensi mengalami tren penurunan,” ungkap Desmon.
Baca Juga: Bunga Acuan Turun, Investor Menyerbu SBR007
Terkait hubungan ST005 dengan deposito, Desmon berpendapat, penurunan kupon minimum instrumen tersebut perlu dilakukan untuk menjaga likuiditas perbankan. Ini mengingat semenjak pemerintah menggelar penawaran Surat Berharga Negara (SBN) ritel hampir tiap bulan, perbankan acapkali mengalami masalah dalam menyerap dana pihak ketiga (DPK).
Maka dari itu, ketika bunga deposito yang menjadi produk perbankan turun mengikuti tren suku bunga acuan, mau tidak mau pemerintah juga mesti memangkas kupon ST005 dan seri-seri SBN ritel berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News