Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih terus mengalami pergerakan volatilitas saham emiten Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang tidak biasa.
Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK menjelaskan saat ini BEI sedang melakukan Bursa sedang melakukan pemeriksaan terhadap transaksi saham CUAN.
Dia bilang pemeriksaan ini dilakukan karena ada dua kali suspensi sampai dengan pengumuman lebih lanjut yang berdekatan. Adapun sesuai prosedur di BEI harus diperiksa dulu.
"Apabila ditemukan indikasi ketidakwajaran akan dilaporkan ke OJK. Sampai saat ini, pemeriksaan sedang berlangsung. Jadi, belum ada pelaporan kepada OJK," jelas Inarno dalam keterangannya, Kamis (11/1).
Baca Juga: Saham Emiten Prajogo Pangestu (CUAN) Masih dalam Pemeriksaan BEI
Pasalnya saham CUAN telah menguat hingga ribuan persen sejak melantai di Bursa pada 8 Maret 2023. Dalam catatan Kontan, BEI telah lima kali menghentikan sementara perdagangan saham CUAN.
Yakni pada 15 Agustus 2023, 18 Agustus 2023, 7 November 2023, 10 November 2023 dan 19 Desember 2023. Pada 18 Desember 2023, CUAN bertengger di level Rp 13.425 per saham.
Pada gelaran penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) CUAN hanya menawarkan saham senilai Rp 220. Artinya, saham emiten batubara itu telah melejit 6.002%.
Sebelumnya, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang menuturkan saat ini Bursa masih memeriksa pergerakan harga saham CUAN yang tidak wajar, tanpa ada gangguan atau kendala.
Baca Juga: Menguat Tak Wajar, BEI Masih Periksa Pergerakan Saham CUAN Milik Prajogo Pangestu
"Kami belum mendapatkan kesimpulan. Kalau ada temuan indikasi manipulasi akan kami koordinasikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," jelas dia, Kamis (9/1).
Kristian mengatakan nantinya laporan yang akan disampaikan BEI akan diperiksa lebih dalam oleh OJK. Ini dilakukan untuk membuktikan indikasi manipulasi yang berpotensi ditemukan Bursa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News