Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan tertekan pada perdagangan besok hari. Pasalnya, indikator indeks masih menunjukkan adanya sinyal tekanan jual.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securitas mengatakan IHSG hari ini bergerak menutup gap yang terbentuk pada akhir maret dilevel 4786 dan mampu bertahan pada support MA50. Indikator Stochastic masih terlihat tekanan jual yang cukup besar dengan momentum bearish RSI.
"Sehingga tekanan IHSG kita diperkirakan masih akan berusaha bertahan pada support MA50 di kisaran 4.760-4.840." kata Lanjara dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (11/4).
Pada perdagangan hari in, IHSG ditutup tertekan 1,23% dilevel 4.786,97 dengan volume yang moderat.
Sektor aneka industri dan keuangan terutama perbankan masih mengalami aksi jual hingga memimpin pelemahan pada perdagangan hari ini. Asing tercatat melakukan net sell Rp 427,71 miliar.
Lanjar bilang, adanya outlook negatif perbankan indonesia yakni penambahan risiko pada biaya kredit di kuartal I sejumlah Bank BUMN membuat investor melakukan aksi jual.
Bursa Asia kembali ditutup bervariasi. Bursa saham China naik cukup signifikan sedangkan IHSG memimpin pelemahan.
Kenaikan harga minyak diawal pekan ini mendorong beberapa saham minyak china melonjak lebih tinggi pasca menurunnya cadangan stok minyak di AS minggu lalu. Data inflasi china yang masih tidak bertumbuh sesuai ekspetasi tidak mengoyahkan penguatan positif pada bursa saham di China.
Sementara mayoritas bursa Eropa dibuka berbalik menguat setelah bank Itali berencana mengadakan pertemuan untuk bahas mengenai membersihkan sistem keuangan. Saham perbankkan dan produsen komoditas melonjak naik seiring penguatan harga minyak dunia.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yakni Data FDI-Foreign Direct Investment (YTD) di China, tingkat inflasi di German dan Inggris, dan Laporan mingguan stok minyak di AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News