kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Bertumbuh Signifikan Tahun Lalu, Simak Prospek Emiten Rumah Sakit di 2022


Senin, 04 April 2022 / 19:22 WIB
Bertumbuh Signifikan Tahun Lalu, Simak Prospek Emiten Rumah Sakit di 2022
ILUSTRASI. Lima emiten yang sudah merilis laporan keuangan kompak mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Di antara saham-saham rumah sakit yang ada, Jono cenderung mencermati HEAL, SILO dan MIKA. Dibanding emiten rumah sakit yang lain, ketiganya memiliki jumlah rumah sakit yang lebih banyak. Selain itu kinerjanya juga masih bertumbuh.

"Saat ini kami memiliki rekomendasi buy pada HEAL dengan target harga Rp 1.350 per saham, SILO dengan target harga Rp 11.350 per saham, dan MIKA dengan target harga Rp 2.600 per saham," kata Jono kepada Kontan.co.id, Senin (4/4).

Adapun di antara tiga saham itu, HEAL paling diunggulkan mengingat tarif layanan rumah sakitnya cenderung terjangkau dengan jaringan tersebar luas di seluruh Indonesia. Di sisi lain, rencana private placement untuk menyambut investor strategis akan mendukung transformasi HEAL di berbagai aspek ke depannya.

Jono pun memproyeksikan kinerja HEAL di tahun 2022 akan mencapai Rp 5,5 triliun dari sisi pendapatannya. Sementara laba bersihnya diperkirakan bisa menyentuh Rp 850 miliar.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melandai, Simak Rekomendasi Saham MIKA dari Panin Sekuritas

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya melihat SILO dan HEAL yang paling prospektif dibandingkan dengan emiten rumah sakit lain. Sebab, pertumbuhan pendapatan keduanya yang ditopang rawat inap dan rawat jalan masih cukup tinggi di tengah kasus Covid-19 yang menurun.  Dus,Cheryl memandang, pendapatan kedua emiten itu masih akan terjaga dengan kasus Covid-19 yang terus menurun ke depannya.

"Keduanya rekomendasi buy target 10% hingga 15%," ujar Cheryl kepada Kontan.co.id, Senin (4/4).

Status pandemi yang akan beralih ke endemi sebenarnya bisa menjadi katalis positif bagi emiten-emiten rumah sakit. Masyarakat dapat kembali berobat dengan lebih leluasa setelah melakukan penundaan ketika pandemi Covid-19 menanjak.

Apabila dilihat dari pergerakan harganya, saham-saham rumah sakit mayoritas membukukan penurunan sejak awal tahun (year to date). Sepenelusuran Kontan.co.id, saham-saham yang terkikis sejak awal tahun ada PT Bundamedik Tbk (BMHS) yang melorot 19,28% ytd, PT Royal Prima Tbk (PRIM) yang tertekan 17% ytd, RSGK turun 13,78% ytd, SRAJ naik 29,68% ytd, dan SILO  turun 3,21%.

Baca Juga: Satgas Penanganan Covid-19 akan Rilis Aturan Terbaru Syarat Perjalanan Mudik Lebaran

Kendati melorot sejak awal tahun, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat saham SILO masih bisa dicermati. Sebab, dari sisi indikator dan volume transaksi masih relatif menarik. Begitu pula dengan MIKA yang meningkat tipis sejak awal tahun 0,44% ytd.

Adapun terhadap saham-saham rumah sakit lain yang sudah meningkat cukup tinggi sejak awal tahun, Herditya melihat tanda-tanda penguatan masih akan berlanjut. PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) bisa naik ke harga Rp 560-Rp 595 per saham, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) terkerek ke harga Rp 464-Rp 525 per saham, dan HEAL berpeluang meningkat ke harga Rp 1.285 per saham.

Di antara saham-saham rumah sakit yang ada, MIKA dan HEAL dipandangnya memiliki pergerakan paling atraktif. Rekomendasi buy on weakness untuk HEAL dengan target Rp 1.285 per saham, begitu pula dengan MIKA dengan target harga Rp 2.350-Rp 2.580 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×