kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bertarung dengan Dollar, Yuan Masih Kalah Pamor


Sabtu, 28 November 2015 / 12:38 WIB
Bertarung dengan Dollar, Yuan Masih Kalah Pamor


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Yuan dipertimbangkan masuk ke dalam mata uang special drawing rights (SDR).

Dana Moneter Internasional (IMF) akan membahas rencana tersebut pada 30 November 2015.

Kendati berdiri sejajar, sebagai instrumen investasi, yuan masih kalah menarik ketimbang dollar Amerika Serikat (AS).

Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menilai, yuan memiliki peluang cukup besar masuk dalam keranjang SDR, mengingat Tiongkok merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua setelah AS.

Namun, yuan butuh penyesuaian untuk menjadi mata uang global dan safe haven.

Setiap mata uang SDR memiliki keunggulan.

Misalnya, yen didukung oleh Jepang sebagai negara industri.

Euro didukung Jerman sebagai negara industri terkuat di Eropa.

"Sementara China belum ada sektor unggulan, selain daya saing produk lantaran harga lebih murah," imbuhnya.

Penggunaan yuan dalam perdagangan juga tidak mudah.

Contoh saja, transaksi perdagangan Indonesia dengan Jepang masih dengan dollar AS bukan yen.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo menyatakan, sebagai instrumen investasi, peluang yuan masuk ke dalam SDR menjadikan posisi China semakin kuat.

Maka, yuan seharusnya unggul di hadapan USD.

Namun nyatanya, yuan masih tertekan akibat ada upaya pelemahan oleh Bank Sentral China (PBoC).

"Dari sisi investasi, investor tentu berharap nilai naik, tapi yuan sengaja dilemahkan," kata Wahyu.

Menurut Andri Hardiyanto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, yuan bisa dilirik sebagai instrumen investasi, tapi harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi global dan China.

"Masuknya yuan ke SDR baru terasa dampaknya pada awal kuartal II atau pertengahan semester I-2016," ujar Andri.

Sementara tahun ini peluang kenaikan yuan masih tipis di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.

"Instrumen investasi berbasis dollar masih lebih baik," tegasnya.

Hingga akhir tahun, Andri memprediksi, kurs yuan di 6,3530 - 6,4260 per dollar AS.

Jumat (27/11) pukul 18.39 WIB, USD/CNY menguat tipis 0,08% ke level 6,3944.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×