Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Libur Lebaran di tahun ini bakal menjadi momentum untuk mendongkrak kinerja bisnis emiten di sektor pariwisata dan pendukungnya. Ada sejumlah faktor yang membuat lebaran tahun ini lebih spesial dibandingkan saat 2020 dan 2021.
Penyebaran Covid-19 yang lebih terkendali mendorong pemulihan ekonomi dan tingkat konsumsi. Berbeda dari dua tahun sebelumnya, kali ini pemerintah lebih melonggarkan mobilitas masyarakat dengan mengizinkan mudik. Ditambah lagi ada cuti bersama pada 29 April serta 4, 5 dan 6 Mei 2022.
Meski membuka peluang terhadap pertumbuhan kinerja untuk sektor ini, tapi Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya belum melihat adanya dampak yang signifikan terhadap emiten perhotelan yang sebagian besar masih mengalami downtrend.
Menurut Cheryl, sentimen positif terlihat pada emiten rekreasi dan perjalanan wisata seperti PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) dan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA).
"Secara fundamental perusahaan, libur lebaran bisa menjadi sentimen positif karena pendapatannya berpotensi meningkat dan lebih baik dibanding tahun lalu saat libur lebih sedikit dan mudik dibatasi," ungkap Cheryl.
Baca Juga: Penjualan Properti Tumbuh Positif, APLN Raih Pendapatan Rp 4,26 triliun Tahun 2021
Namun di sisi lain, dia memberikan catatan bahwa kenaikan bahan-bahan kebutuhan pokok yang terjadi belakangan ini bisa menekan minat masyarakat untuk melakukan konsumsi di sektor pariwisata.
Analis Kiwoom Sekuritas Rizky Khaerunnisa menambahkan, penyebaran Covid-19 yang masih membayangi serta syarat-syarat bepergian ke luar kota juga bisa menjadi penghambat laju kinerja emiten pariwisata.
Dari sisi pergerakan sahamnya, Rizky memandang emiten sektor pariwisata memiliki peluang untuk mengalami kenaikan. Terlebih untuk saham-saham sedang mengalami rebound.
"Namun tetap perlu diperhatikan kembali risiko-risiko yang ada," tegas Rizky.
Dia pun memberikan rekomendasi hold untuk saham emiten pariwisata jika pelaku pasar sudah memilikinya. Jika belum, bisa melakukan trading buy untuk PANR dan PJAA yang sedang mengalami uptrend jangka pendek.
Sementara itu, Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata melihat frekuensi trading untuk saham pariwisata belum cukup aktif. Meski begitu, ada beberapa emiten yang menurut Liza bisa dicermati investor.
Emiten tersebut antara lain adalah PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO), PT Hotel Sahid Jaya International tbk (SHID), PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) dan PJAA. Liza bilang, ada level suport yang mesti diperhatikan pelaku pasar, serta target harga yang bisa menjadi pertimbangan.
Untuk saham KPIG, investor bisa mencermati level suport di Rp 95 - Rp 92 dengan target jangka pendek berada di rentang Rp 112 - Rp 115. Kemudian untuk saham NATO, jika bisa menembus Rp 715, maka membuka peluang penguatan menuju Rp 765.
Selanjutnya, untuk saham SHID yang telah mencatatkan kenaikan signifikan secara year to date, Liza menyarankan agar memperhatikan level suport terdekat di Rp 2.440 dan area suport 2 pada Rp 2.200 - Rp 2.150.
Baca Juga: Kinerja pada 2022 Diproyeksi Membaik, Simak Rekomendasi Saham Surya Semesta (SSIA)
Setelah sempat terpuruk, pergerakan saham DFAM dalam beberapa bulan ini kembali bergeliat. "Uptrend DFAM bisa berlanjut. Tapi kita perlu memantau level tertinggi di harga 875. Kalau itu tembus, maka angka 900 akan jadi resistance berikutnya," terang Liza.
Untuk PJAA, sahamnya memang telah mengalami downtrend jangka panjang. Tapi PJAA memiliki peluang untuk mengakhiri tren sideway dengan level penting di angka Rp 635. Jika lolos, maka untuk jangka pendek PJAA bisa menuju ke area Rp 840.
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan lebih menyoroti dampak momentum libur lebaran terhadap sektor penunjang wisata, terutama jasa transportasi dan tol. "Dalam hal ini yang paling terdampak positif menurut saya adalah sektor jasa transportasi, terutama operator jalan tol," ungkap Valdy.
Oleh sebab itu, Valdy menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Dengan entry level di atas Rp 3.700, resistance breakout pada Rp 3.900 menjadi sinyal kuat bullish reversal continuation.
"Target terdekat berada di Rp 4.200. Pertimbangkan stop loss pada kisaran Rp 3.620 - Rp 3.670," pungkas Valdy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News