kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bersaing sengit berebut pelanggan, begini rekomendasi emiten sektor telekomunikasi


Minggu, 13 Oktober 2019 / 12:27 WIB
Bersaing sengit berebut pelanggan, begini rekomendasi emiten sektor telekomunikasi
ILUSTRASI. Persaingan sengit bisnis data masih terus dialami oleh emiten-emiten di sektor telekomunikasi.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan sengit bisnis data masih terus dialami oleh emiten-emiten di sektor telekomunikasi. Perang tarif yang dilakukan beberapa emiten menjadi salah satu bukti bahwa persaingan di sektor ini masih ketat.

Beberapa analis menyebutkan, perang tarif yang dilakukan beberapa emiten memang dilakukan untuk menggaet pelanggan. Saat ini, fokus emiten telekomunikasi memang di ranah tersebut sembari menambah daya kecepatan data yang dimiliki.

Analis Ciptadana Sekuritas Sebastian Tobing mengatakan, saat ini semua emiten telekomunikasi sulit untuk menaikkan tarif data mereka. Hal ini dikarenakan saat ini fokus menambah jumlah pelanggan menjadi nomer satu. Selain itu, Sebastian juga berpendapat tarif kemungkinan rebound jika situasi perekonomian sudah membaik.

Ia menilai sektor telekomunikasi saat ini memiliki prospek yang cukup baik. Ini karena bisnis sektor telekomunikasi didukung oleh momen-momen yang ada. Sebastian mencontohkan ketika aksi unjuk rasa beberapa pekan lalu, volume penggunaan data bisa meningkat. “Orang-orang kan pada kirim gambar dan video untuk kasih informasi,” ucapnya.

Baca Juga: Modal ventura milik Telkom menggelontorkan investasi total US$ 160 juta

Selain itu, fundamental lain yang bisa memberikan kinerja positif bagi sektor telekomunikasi ialah adanya upgrade layanan internet. Sebastian bilang ketika ada seseorang melakukan upgrade layanan data seperti 4G dan 5G, penggunaan data bisa menunjukkan kenaikan yang cukup pesat.

Sependapat, analis Sinarmas Sekuritas Richardson Raymond juga mengatakan, hingga semester I tahun ini kinerja sektor telekomunikasi masih bagus. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan dari segi volume penggunaan data serta jumlah pelanggan yang bertambah.

Hanya saja, Raymond menilai perlu dilihat kembali untuk hasil kinerja di kuartal III-2019 yang dalam waktu dekat akan keluar. Ia melihat emiten-emiten telekomunikasi pada kuartal III banyak yang melakukan inovasi-inovasi terbaru mulai dari harga hingga jenis paket data.

Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) tunggu hasil akhir penjualan menara Indosat

“Kita lihat EXCL memberikan bonus-bonus kuota, sedangkan ISAT sudah tidak ada lagi seperti kuota malam namun sekarang menjadi kuota utama. Untuk TLKM, mereka sedikit mengubah tarif,” jelas Raymond.

Meskipun dinilai masih positif, Raymond masih melihat ada hal-hal yang perlu diwaspadai. Ia menilai, data yield dari emiten-emiten ini berpeluang besar akan turun.

Oleh karena itu, Raymond bilang, inovasi-inovasi yang telah dibuat perlu menghasilkan volume penggunaan data yang meningkat. “Jika data yield sudah menurun dan ternyata volume datanya segitu-segitu aja, jelek sih,” ujar Raymond.

Dari keseluruhan emiten telekomunikasi, TLKM masih menjadi emiten yang dinilai kinerjanya cukup unggul. Menurut Raymond, TLKM lebih stabil dibandingkan emiten lainnya dan merekomendasikan add dengan target harga Rp 4.800 per saham.

Baca Juga: Operator Telekomunikasi Kebut Pembangunan BTS

Ia menilai emiten-emiten lain masih terfokus pada balancing sheet sepertI EXCL dan ISAT yang sempat memiliki profit negatif. “Namun keduanya ini sudah sedikit improve sih,” ujar Raymond.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji juga berpendapat TLKM lebih menghasilkan laba bersih yang konsisten dibandingkan emiten lainnya. Meskipun laba naik turun, Nafan bilang, setidaknya tidak seperti emiten lain yang sempat mengalami net loss.

Selain itu, Nafan mengatakan, TLKM juga sudah mencapai 75% dari target tower yang direncanakan pada tahun ini. Hal ini karena TLKM tidak berfokus pada bisnis data tetapi juga produk internet cable IndiHome yang sedang dikembangkan.

Baca Juga: Wah, Indosat merilis paket freedom internet tanpa batasan waktu

Dengan kinerja yang dinilai positif, Nafan merekomendasi buy saham TLKM dengan target harga Rp 4.530 per saham.

Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe menambahkan TLKM diuntungkan oleh jaringan yang sudah tersebar. Menurutnya, ini yang bisa menyebabkan TLKM merupakan satu-satunya emiten telekomunikasi yang selalu memperoleh laba dibandingkan lainnya.

Ia juga merekomendasi buy saham TLKM dengan target harga Rp 4.500 per saham. “Dulu TLKM yang berdarah-darah karena dipaksa harus membangun BTS sampai pelosok daerah, namun sekarang bisa panen akhirnya,” jelas Kiswoyo.

Jumat (11/10), harga saham TLKM naik 1,46% menjadi Rp 4.170 per saham.

Baca Juga: Sedikit Lagi, Anak Usaha TBIG Penuhi Target Penyewaan Menara BTS

Sama dengan lainnya, Sebastian juga menilai prospek TLKM cukup baik. Hanya saja, TLKM dinilai sudah terlalu besar sehingga laba bersih TLKM tidak bisa naik lagi.

Sebastian justru menjagokan ISAT dibandingkan emiten lainnya. Menurutnya, ISAT paling memiliki potensi rebound. Selain itu, EBITDA gross ISAT dinilai akan yang paling tinggi.

Sebastian menambahkan balance sheet ISAT juga akan terbantu oleh rencana penjualan tower milik mereka. Oleh karena itu, Sebastian merekomendasikan buy saham ISAT. “Valuasinya paling menarik di EBITDA 4x,” ujar Sebastian.

Baca Juga: Hingga Agustus 2019, Telkomsel telah bangun 85% dari target 20.000 BTS baru tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×