kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berprospek Positif, Sejumlah Sentimen Ini Jadi Pendukung Sektor Menara Telekomunikasi


Minggu, 12 November 2023 / 18:44 WIB
Berprospek Positif, Sejumlah Sentimen Ini Jadi Pendukung Sektor Menara Telekomunikasi
ILUSTRASI. Kinerja TBIG: Teknisi memeriksa menara telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) di Cilember, Bogor, Selasa (29/8/2022). Punya prospek positif, simak sentimen pendukung sektor menara telekomunikasi.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor bisnis menara telekomunikasi punya prospek yang positif ke depannya, utamanya menghadapi tahun pemilu 2024 mendatang.

Analis OCBC Sekuritas Kevin Jonathan Panjaitan mengatakan, Indonesia membutuhkan lebih banyak menara karena jumlah penduduk yang dijangkau oleh satu menara sudah tinggi.

Satu menara telekomunikasi di Indonesia menjangkau sekitar 2.4000 orang, lebih tinggi dari Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Akan tetapi, jumlah tersebut lebih rendah dari Filipina yang jangkauannya mencapai 3.800 orang per menara.

Kevin meyakini ada potensi yang signifikan untuk menambah jumlah menara Indonesia. Pasalnya, satu menara saat ini melayani jumlah orang yang relatif banyak. 

Baca Juga: Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Telah Serap Capex 60% Hingga Kuartal III-2023

Selain itu, Indonesia memiliki luas lahan per menara tertinggi, yakni 16,4 km persegi per menara pada tahun 2022, angka ini lebih tinggi dibandingkan Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Dengan kata lain, ketersediaan menara di Indonesia berada dalam jarak yang relatif jauh.

"Kami yakin jumlah menara di Indonesia perlu ditambah, terutama di daerah terpencil, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan," kata Kevin dalam risetnya tanggal 19 Oktober 2023.

Selain itu, prospek sektor menara telekomunikasi juga didukung oleh pertumbuhan fiber optic yang kuat. Bisnis fiber to the tower (FTTT) diperkirakan tumbuh pada CAGR sebesar 19% dari tahun 2022 hingga 2028, mencapai Rp 10,8 triliun.

Lebih lanjut, cakupan layanan fiber to the home (FTTH) kemungkinan akan semakin diperluas di Indonesia. Operator telekomunikasi seperti XL Axiata dan Indosat, berupaya memperluas layanan fixed broadband mereka.

Baca Juga: Laba Bersih MTEL Sentuh Rp 1,43 Triliun, Tumbuh 16,6%, Begini Rekomendasi Analis

Berdasarkan penelitian Arthur D. Little, Indonesia mempunyai cakupan FTTH terendah di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya, yakni hanya 27%.  Cakupan FTTH ini diperkirakan akan tumbuh menjadi 57% pada tahun 2027. 

"Oleh karena itu, kami juga memperkirakan permintaan tersebut akan meningkat baik FTTT maupun FTTH akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan," ucap Kevin. 




TERBARU

[X]
×