kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berpotensi Bertumbuh, Begini Proyeksi Prospek Emiten Bank Digital


Senin, 11 Juli 2022 / 06:05 WIB
Berpotensi Bertumbuh, Begini Proyeksi Prospek Emiten Bank Digital


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten bank digital dinilai masih punya potensi untuk mencatatkan pertumbuhan kredit. Namun dalam perjalanan bank digital ini akan menghadapi tantangan dari sentimen global dan domestik. 

Analis CGS-CIMB Sekuritas Handy Noverdanius menjelaskan secara profitabilitas beberapa emiten bank digital masih tertekan atau membukukan kerugian di sisa tahun ini. Maklum, beberapa emiten baru memulai bisnis bank digital beberapa tahun terakhir. Dia menilai sehingga perlu waktu untuk bank-bank digital ini untuk meningkatkan bisnis. 

Misalnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) membukukan pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) sebesar Rp 180 miliar atau tumbuh 242% secara tahunan atawa year on year (yoy) di kuartal pertama 2022. 

Baca Juga: Simak Tawaran Bunga KPR yang Berlaku di BCA, BTN, BNI, dan BRI

Namun dari sisi bottom line, BBYB masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 416,73 miliar di kuartal pertama tahun ini. Nilai ini membengkak 728,95% yoy dari Rp 50,27 miliar di kuartal pertama 2021. 

Handy menilai secara prospek pertumbuhan kredit masih bisa bertumbuh dari level saat ini. Kenaikan penyaluran kredit tentunya bisa mendorong kinerja para emiten bank digital ini. 

"Penyaluran kredit dan pertumbuhan deposit bank digital terus tumbuh, seharusnya dengan pertumbuhan kredit semakin besar juga bisa membantu untuk mereka jadi lebih profitable," kata Handy saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/7). 

Baca Juga: Menakar Prospek Saham Bank Digital

Untuk gambaran, PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan penyaluran kredit serta pembiayaan syariah Bank Jago senilai Rp 6,14 triliun atau meningkat 376% yoy. 

Namun, dia mencermati pertumbuhan bank digital ini masih menghadapi tantangan dari sisi kondisi makro ekonomi ini lantaran adanya potensi kenaikan suku bunga dan kekacauan resesi di luar Indonesia. Handy menyebut bank digital perlu terus berinovasi untuk mengarungi tantangan secara global maupun domestik, dengan meluncurkan fitur atau produk yang menarik. 

"Harus tetap inovatif untuk membuat produk atau fitur yang inovatif dengan mengadopsi dari bank konvensional. Kemudian, pada saat yang sama bank digital harus mulai menyalurkan kredit yang bisa mencetak profit," ucap dia. 

Baca Juga: Kinerja Saham Bank Digital Naik Selama Sepekan, Mana yang Layak Dikoleksi?

Adapun, pekerjaan utama yang perlu dibenahi oleh bank digital, lanjut Handy, untuk menggenjot penyaluran kredit seiringan dengan pertumbuhan deposito. Secara sektor, Handy menyematkan status neutral pada bank digital. 

Adapun top picks CGS-CIMB jatuh pada BBYB dengan katalis adanya pertumbuhan aset dan deposit yang baik serta valuasi yang atraktif. Dia merekomendasikan add BBYB dengan target harga Rp 2.020 per saham.  

Lalu disusul oleh BANK dengan rekomendasi add di target harga Rp 2.345 per saham. Dia menilai BANK menawarkan online to offline (O2O) via offline store Alfamart dan memanfaatkan segmen syariah. Kemudian ada ARTO dan AGRO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×