Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perkebunan dan industri pengolahan minyak kelapa sawit, PT Palma Serasih Tbk, akan melakukan penawaran umum perdana saham dengan kisaran harga Rp 103 hingga Rp 110 per saham.
Adapun jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 4 miliar saham atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO yang dikeluarkan dari portepel dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham.
Baca Juga: Laba Cikarang Listrindo (POWR) tumbuh 30% pada kuartal III 2019
Dengan demikian, dana yang diincar oleh perusahaan di kisaran Rp 412 miliar hingga Rp 440 miliar. Dana hasil penawaran umum yang dikurangi biaya emisi akan dimanfaatkan untuk peningkatan setoran modal di entitas anak. Penambahan modal ini dilakukan supaya perusahaan dapat melakukan ekspansi usaha.
Adapun rinciannya, alokasi belanja atau capital expenditure (capex) yang ditanam sebesar 44%, modal kerja sebesar 30%, capex tambahan untuk pendanaan pabrik kelapa sawit sebesar 14%, serta capex non tanaman sebesar 12%.
Dari rentang harga yang akan ditawarkan, saham Palma Serasih BPV-nya sebesar 1,5 kali. Sayangnya, pihak penjamin dan pelaksana emisi, PT Jasa Utama Capital enggan menjabarkan rata-rata BPV di industri sawit.
"Masih di bawah rata-rata industri, harganya juga murah," papar Deddy Suganda Widjaja, Presiden Direktur PT Jasa Utama Capital, Rabu (6/11).
Baca Juga: Resource Alam Indonesia (KKGI) rampungkan PLTMH Cicatih 2x3,2 MW
Setelah hari ini, pada 6 hingga 8 November 2019 akan masuk periode book building. Jika berjalan sesuai rencana, maka pada 25 November mendatang perusahaan akan melakukan pencatatan saham di BEI.
Astrida Novieta, Direktur Palma Serasih bilang perusahaan melihat ada sentimen yang baik terhadap industri ini, diantaranya program B20 dan B30 dari pemerintah. Sentimen ini mendorong perusahaan untuk melakukan go public saat ini meskipun kondisi industri sawit dinilai masih lesu.
"Sehingga ketika market kembali baik, kami dalam kondisi go public," terangnya usai Due Diligence Meeting & Investor Gathering penawaran umum perdana Saham Palma Serasih di Hotal JS Luwansa, Rabu (6/11).
Perusahaan optimis perusahaan akan mencatatkan harga jual yang membaik hingga akhir 2019. Diperkirakan harga jual akan bertumbuh hingga Rp 7.400 - Rp 7.700 per kilogram, sementara biaya produksinya Rp 6.000 per kilogram.
Baca Juga: Sentral Mitra Informatika (LUCK) proyeksikan belanja modal tahun depan lebih besar
Asal tahu saja, Palma Serasih Grup memulai usahanya sejak tahun 2008. Hingga Mei 2019, perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit itu mencatatkan penjualan hingga Rp 295,84 miliar, naik 7,1% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 276,21 miliar.
Sementara hingga Mei 2019, perusahaan masih mencatatkan rugi sebesar Rp 51,62 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp 42,12 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News