Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Astrida Novieta, Direktur Palma Serasih bilang perusahaan melihat ada sentimen yang baik terhadap industri ini, diantaranya program B20 dan B30 dari pemerintah. Sentimen ini mendorong perusahaan untuk melakukan go public saat ini meskipun kondisi industri sawit dinilai masih lesu.
"Sehingga ketika market kembali baik, kami dalam kondisi go public," terangnya usai Due Diligence Meeting & Investor Gathering penawaran umum perdana Saham Palma Serasih di Hotal JS Luwansa, Rabu (6/11).
Perusahaan optimis perusahaan akan mencatatkan harga jual yang membaik hingga akhir 2019. Diperkirakan harga jual akan bertumbuh hingga Rp 7.400 - Rp 7.700 per kilogram, sementara biaya produksinya Rp 6.000 per kilogram.
Baca Juga: Sentral Mitra Informatika (LUCK) proyeksikan belanja modal tahun depan lebih besar
Asal tahu saja, Palma Serasih Grup memulai usahanya sejak tahun 2008. Hingga Mei 2019, perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit itu mencatatkan penjualan hingga Rp 295,84 miliar, naik 7,1% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 276,21 miliar.
Sementara hingga Mei 2019, perusahaan masih mencatatkan rugi sebesar Rp 51,62 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp 42,12 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News