Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Dengan penambahan penggunaan teknologi, Rony berharap Aesler bisa bekerja lebih cepat dan efisien sehingga mampu menggandakan pendapatan hingga lima kali lebih besar dibandingkan capaian pada periode sebelumnya.
"IPO ini merupakan key milestone dalam perjalanan bisnis jasa arsitektur yang dirintis sejak 2010 silam. Sebab, dengan menjadi perusahaan publik, Aesler dalam menjalankan bisnisnya akan melangkah sebagai entitas usaha yang accountable, transparan dan bertanggungjawab pada investor, masyarakat serta seluruh stakeholders,” paparnya.
Baca Juga: ini sektor yang akan raup untung setelah kebijakan PSBB diterapkan di Jakarta
Aesler menargetkan pendapatan tahun 2020 tumbuh 67,40% dengan laba bersih meningkat 38,26%. Hal ini ditopang oleh beberapa kontrak baru yang diperoleh perseroan. Selain itu, akan ada tambahan pendapatan dari fit out yang mulai ditekuni pasca IPO.
Rony melihat hingga saat ini permintaan jasa manajemen konstruksi dan kebutuhan penyediaan blueprint dari sektor high rise building di Indonesia terbilang masih cukup besar. Hal ini seiring dengan kian tingginya tingkat kepadatan penduduk serta keterbatasan ketersediaan lahan di kota-kota besar.
Seperti diketahui, Aesler didirikan pada tahun 2017 sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang arsitektur. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Aesler menyediakan beberapa jasa seperti architecture design, master planing, urban planning, commerial planning, hospital planning, interior design, construction management, dan interior contractor.
Baca Juga: Bakal diuntungkan dengan PSBB, simak rekomendasi saham-saham ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News