Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Adapun sektor ini dijadikan prioritas mengingat fungsi pentingnya dalam meningkatkan kapasitas dan produktivitas perekonomian, melancarkan distribusi barang dan jasa, mitigasi urbanisasi yang tinggi, serta perannya dalam menurunkan tingkat kemiskinan.
Melihat peluang yang cerah, BEBS menyiapkan strategi komprehensif yang diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar perusahaan di industri konstruksi nasional. Salah satunya, dengan menjadi perusahaan terbuka. Keputusan melantai di bursa itu juga mempertimbangkan persaingan di industri beton readymix dan precast yang diprediksi akan semakin ketat ke depan.
BEBS telah mencatatkan saham perdana di bursa atau listing pada Rabu (10/3). BEBS melepas 2 miliar saham dalam gelaran penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Jumlah saham itu setara 22,22% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Saham ditawarkan dengan harga Rp 100, sehingga total dana segar yang dihimpun BEBS mencapai Rp 200 miliar.
Asal tahu saja, sekitar 53,67% dari dana digunakan pembelian satu bidang tanah seluas 74.045 meter persegi dengan nilai transaksi Rp 103 miliar. Adapun sisanya 46,33% dari dana IPO akan digunakan untuk belanja modal.
Baca Juga: Kantongi dana Rp 200 miliar dari IPO, ini rencana bisnis Berkah Beton Sadaya (BEBS)
“Kami akan melakukan rencana ekspansi usaha di beberapa daerah yaitu Subang (Jawa Barat), Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah. Di Subang, Perseroan sedang membangun pabrik Precast Square Pile. Di Kalimantan Tengah berencana akan membangun satu Batching Plant, dua Crusher Plant, satu Tambang Pasir, satu Asphalt Mixing Plant (AMP), satu pabrik Precast Square Pile, dan satu pabrik Precast Spun Pile. Sedangkan di Sulawesi Tengah, Perseroan berencana membangun satu Crusher Plant," kata Hasan saat BEBS melantai di bursa.
Lebih lanjut dijelaskan, pembangunan di Kalimantan dan Sulawesi merupakan strategi perusahaan untuk pengembangan ekspansi usaha. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan lokasi pabrik dekat dengan bahan baku batu split dan pasir yang dimiliki oleh entitas anak. Melalui cara ini, BEBS berupaya menekan harga pokok penjualan (HPP) produk, sehingga bisa menjual produk dengan harga yang lebih kompetitif.
Sementara untuk pembelian sebidang tanah, BEBS memang membutuhkan tanah seluas sekitar lima hektar (ha) untuk membangun pabrik. Adapun tanah yang dibidik BEBS itu memiliki posisi yang strategis, sehingga menjadi pertimbangan mengingat jenis usaha perusahaan terpengaruh dengan jarak dari pabrik ke lokasi proyek.
Selain berdekatan proyek, tanah tersebut juga dekat dengan kawasan industri, jalan tol, serta sumber bahan baku. Pertimbangan lain, di sekitar lokasi tersebut tidak ada tanah lain dengan luas yang mencukupi.
Baca Juga: Perdana melantai di bursa, saham Berkah Beton Sadaya (BEBS) kena auto rejection atas
Asal tahu saja, tanah yang akan dibeli itu merupakan tempat kegiatan kerja operasional produksi. Pabrik yang berdiri saat ini dipergunakan oleh BEBS dengan status sewa kepada PT Subang Terus Membangun (STM). Rencananya, periode pelaksanaan pembelian tanah akan terjadi pada bulan Maret 2021. Asal tahu saja, BEBS dan STM telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli yang dibuat di bawah tangan pada 8 Desember 2020 yang lalu.
Sekadar informasi, prospek yang baik dari industri beton readymix dan precast diharapkan mampu mengerek kinerja BEBS ke depan. Asal tahu saja, sepanjang enam bulan pertama 2020, perusahaan mengantongi penjualan hingga Rp 64,41 miliar. Jumlah ini meningkat drastis dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 75,85 juta. Adapun penjualan material berkontribusi hingga 97% setara Rp 59,78 miliar, sisanya dikontribusikan dari readymix.
Sementara itu, laba bersih tahun berjalan BEBS tercatat Rp 12,96 miliar. Jumlah ini meningkat drastis dari periode yang sama tahun sebelumnya yang masih merugi hingga Rp 845 juta.
Baca Juga: Keberadaan investor institusi berperan penting mendorong gairah pasar modal Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News