Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Sementara jika dibandingkan dengan saham bank-bank digital, saham kelima bank ini menurut Suria sangatlah murah. Padahal dari sisi kinerja, bank-bank besar ini telah menorehkan perbankan hingg pada kuartal II 2021.
Melihat realisasi itu, Suria sebelumnya optimistis kinerja bank-bank BUMN dan BCA akan semakin membaik di kuartal III dan IV. Namun, adanya kebijakannya PPKM membuat kembali mencermati proyeksinya.
Secara umum, dia memandang fundamental bank-bank besar ini ke depan akan lebih baik sejalan dengan membaiknya ekonomi. Apalagi data Bank Indonesia (BI) menunjukkan kredit perbankan di bulan Agustus tumbuh 1,16%, di luar ekspektasi Suria.
Selain itu, bank -bank tersebut juga tetap melakukan pencadangan secara normal meskipun OJK mengizinkan kredit terdampak Covid-19 yang direstrukturisasi tetap masuk kategori lancar.
Baca Juga: Harga saham BBCA turun 1,44% pada penutupan bursa Selasa (21/9)
"Pencadangan bank BUMN sangat tinggi. Ini yang membuat laba mereka tidak setinggi yang diperkirakan. Sedangkan laba sebelum biaya provisi masih naiknya sangat tinggi," kata Suria.
Menurut Suria, saham-saham bank besar tidak bergerak banyak walau valuasinya cukup murah karena investor-investor mudah lebih memilih masuk ke bank-bank digital walaupun prospek bisnis belum ketahuan.
Khusus untuk BCA dan BRI, tambahnya, sahamnya tidak terlalu bergerak karena ditambah faktor perubahan metode penghitungan indeks saham berdasarkan jumlah saham publik yang beredar alias free float.
Ini ditujukan agar pergerakan indeks tidak didominasi saham tertentu sehingga memberikan gambaran kondisi pasar sesungguhnya.
"Pembobotan berdasarkan free float ini tetap dikenakan pembatasan (capping) maksimum 9%. Saham BCA dan BRI kalau saya hitung pakai free float maka bobotnya mentok 9%. Berarti saham ini tidak bertambah bobotnya karena banyak orang sudah punya sahamnya. Ini yang membuat harganya relatif tidak bergerak," jelas Suria.
Saat ini, Suria masih merekomendasikan buy untuk BCA, BBRI, BMRI, BBNI dan BBTN dengan target harga masing-masing Rp 40.500, Rp 5.300, Rp 8.000, Rp 8,500, dan Rp 2.300.