kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berikut reksadana paling kuat di tahun ini dan prospeknya di tahun depan


Selasa, 08 Desember 2020 / 13:05 WIB
Berikut reksadana paling kuat di tahun ini dan prospeknya di tahun depan


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

Adanya gejolak harga dan potensi volatilitas instrumen dasar reksadana Rudiyanto mengatakan diversifikasi portofolio sangat penting. Menurutnya, jangan karena saham sedang naik, semuanya masuk ke saham. Mau bagaimana pun juga akan datang saat volatilitas terjadi pada saham sehingga ada gejolak harga.

Rudiyanto berpesan jangan lupa investor untuk memikirkan waktu yang pas, maksudnya investor bisa mengombinasikan antara investasi berkala dan market timing. Misalkan ada dana 100, maka katakan 50 nya dilakukan secara autodebet setiap bulan, sisanya disimpan pada pasar uang dan baru masuk ke reksadana yang tujuan ketika terjadi gejolak pasar.

Adapun Wawan juga berpesan Di tengah kondisi yang masih bergejolak ini, strategi diversifikasi yang bisa digunakan adalah  50:30:20. 

Rinciannya, 50% investasi ke reksadana berbasis obligasi, bisa di  reksadana pendapatan dan terproteksi karena dinilai jenis ini yang paling aman. Di sisi lain, kinerjanya juga paling bagus di tahun ini. "Kinerja reksa dana kurang lebih akan seperti tahun ini," kata Wawan. 

Alasannya faktor pendorong kinerja reksadana agak mirip dengan tahun ini. Wawan bilang kalau berbicara bank, pada tahun ini  pertumbuhan kreditnya stagnan bahkan negatif 2% sedangkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sampai 16% yang artinya bank kebanyakan likuiditas tetapi tidak disalurkan dalam bentuk kredit. 

"Saya yakin itu ke obligasi negara, kalau uangnya didiamkan tentu akan merugi, minimal disalurkan ke obligasi. Tahun ini Surat Utang Negara (SUN) besar dan penyerapannya juga bagus," jelas Wawan .

Nah, menurut Wawan begitu juga di tahun depan, bank bakal hati-hati menyalurkan kredit karena di masa recovery pun risiko NPL tetap tinggi, adapun kalau Dana Pihak Ketiga terus tumbuh, Wawan yakin pasti larinya ke SUN. 

Kemudian, 30% portofolio bisa masuk ke reksadana saham untuk diverisifkasi. Wawan mengatakan reksadana saham yang fokus pada indeks cukup menarik dibandingkan dengan reksadana konvesional yang risikonya lebih besar.

Kemudian sisa, 20% portofolio bisa disalurkan ke reksa dana pasar uang untuk menjaga likuiditas sebab kalau dananya likuid sewaktu-waktu bisa dipindahkan ke instrumen investasi lain. "Di masa ketidakpastian ini investor harus pegang investasi likuid," kata Wawan. 

Kalau tips dari Farash, tahun depan investor harus memerhatikan  diversifikasi di beberapa aset kelas yakni reksadana pasar uang untuk kebutuhan investasi jangka pendek, pendapatan tetap untuk jangka menengah dan reksadana saham untuk jangka panjang. 

Kemudian eksekusi investasi sebaiknya dilakukan secara bertahap dan berkala sehingga membantu untuk mendapatkan average cost investasi yang lebih baik tanpa melewatkan momentum pembelian pada valuasi rendah atau momentum rally pasar. Farash mengingatkan pada saat valuasi rendah ada baiknya menambah porsi investasi, pada saat valuasi sudah mahal ada baiknya lebih konservatif. 

Di tahun depan, selain diversifikasi resiko, Reza mengatakan jangan lupa investor untuk menentukan tujuan investasi, mengenai profil risiko diri sendiri, dan selalu lakukan review berkala terhadap portofolio. 

Selanjutnya: Manajer investasi prediksi yield SUN turun lagi, reksadana pendapatan tetap masih oke

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×