Reporter: Aloysius Brama | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih fluktuaktif sepanjang Mei. Sejumlah sentimen dalam negeri dan eksternal membayangi langkah indeks.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan sinyalemen The Fed yang tidak akan menurunkan suku bunga berpotensi menjadi hantu, tidak hanya bagi indeks dalam negeri, namun juga indeks secara global.
“Selain itu indeks manufaktur juga mengalami penurunan hampir di bawah 50%,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5).
Wawan juga menimbang mengenai faktor politik dalam negeri yang ia perkirakan masih berpotensi memunculkan riak-riak. Hal itu lantaran hasil penghitungan riil oleh Komisi Pemilihan Umum(KPU) baru akan diumumkan pada 22 Mei 2019.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga menilai sinyalemen yang dikeluarkan oleh The Fed mengenai suku bunga negeri Paman Sam itu masih menjadi pengganjal.
Menurutnya, sulit bagi indeks dalam negeri untuk bisa menorehkan pergerakan positif. “Hal itu sudah terlihat dari dua hari perdagangan lalu (Kamis-Jumat, 2-3 Mei),” kata pria yang akrab disapa Didit.
Didit menambahkan penyesuaian free float indeks LQ45 juga jadi katalis negatif bagi indeks selama bulan Mei ini. Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis penyesuaian bobot free float atas saham-saham indeks LQ45 pada Kamis (2/5) lalu.
Sebelumnya, pada perdagangan Februari-April 2019, bobot free float dalam perhitungan indeks ini adalah sebesar 30%. Kemudian, untuk perdagangan Mei-Juli 2019, bobot free float bertambah menjadi 60%.
Untuk itu Wawan sendiri memprediksikan IHSG masih akan bergerak secara fluktuatif dengan level support di kisaran 6.250. Meski begitu peluang rebound bagi indeks masih sangat mungkin terjadi. Terlebih apabila hasil pemilihan presiden dapat diterima dengan baik oleh semua pihak.
“Semoga tidak sampai berlanjut hingga pihak-pihak tertentu menggugat ke Mahkamah Konstitusi,” terang Wawan. Di samping itu, pasar juga masih berharap Bank Indonesia bisa menurunkan suku bunga. “Bila itu terjadi maka tentu akan menjadi kejutan dan katalis positif bagi pasar,” terangnya.
Sedangkan Didit memperkirakan, selama bulan Mei IHSG berada di level 6.250 untuk support dan 6510 untuk resistance.
Bagi para investor, ia sendiri merekomendasikan emiten-emiten di sektor konsumer dan agrikultur untuk dapat diamati pergerakannya. “Karena momen Ramadhan juga memungkinkan investor cenderung outflow,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News