Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan ketiga Januari 2024 dengan penguatan. Pada akhir perdagangan Jumat (17/1), IHSG menguat 0,66% ke posisi 7.154,65.
Jika dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di 7.088,96 pada Jumat (10/1), IHSG menguat 0,93%. Padahal di awal pekan, IHSG sempat tertekan di zona merah.
Sepekan terakhir, investor asing masih mencatatkan jual bersih sebesar Rp 194,13 miliar di seluruh pasar. Sepanjang 2024 berjalan ini, net sell asing mencapai Rp 2,93 triliun.
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menyatakan, penguatan IHSG sepekan terakhir didorong oleh sentimen pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: Suku Bunga BI Rate Dipangkas, Reksadana Jenis Apa yang Bakal Untung?
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2025 pada Rabu (15/1), bank sentral Tanah Air ini memutuskan untuk memangkas suku bunga BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75%.
Keputusan ini mengejutkan karena konsensus analis memproyeksikan BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6% pada RDG bulan ini.
“Pemangkasan suku bunga BI Rate sebesar 25 bps memberikan optimisme pasar akan arah kebijakan yang lebih dovish,” kata Audi kepada Kontan.co.id, Jumat (17/1).
Di sisi lain, Audi menilai kekhawatiran pasar akan meningkatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut menjadi sentimen negatif yang menghantui pergerakan indeks komposit dalam negeri ini.
“Meningkatnya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS seiring dengan kebijakan The Fed yang diproyeksikan masih akan menahan suku bunga acuan hingga Juni 2025,” imbuh dia.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.154, Ada RATU, CPRO, dan CBDK di Top Gainers Hari Ini (17/1)
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan, penguatan IHSG ditopang oleh ekspektasi dampak positif dari perbaikan ekonomi China terhadap ekonomi Indonesia, khususnya kinerja ekspor.
Adapun China mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% YoY pada kuartal IV-2024. Ini jauh lebih tinggi dari perkiraan di 5% YoY dan naik dari kuartal III-2024 di 4,6%.
“Stimulus fiskal dan moneter pemerintah China, diyakini mendorong berlanjutnya tren tersebut di kuartal pertama pada 2025,” kata Valdy.
Selanjutnya: Program 3 Juta Rumah, Zurich Indonesia : Bisa Berdampak Positif ke Asuransi Properti
Menarik Dibaca: OYO Catat Jakarta Jadi Destinasi Liburan Terpopuler Selama Perayaan Tahun Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News