Reporter: Benedicta Prima, Dityasa H. Forddanta | Editor: Anna Suci Perwitasari
Aurelia Setiabudi, analis Maybank Kim-Eng Sekuritas memperkirakan, omnibus law mampu menangkap peluang masuknya investasi asing. Terlebih, ada kabar Tesla berminat membenamkan investasinya langsung ke Indonesia.
"Dengan begitu, diharapkan semakin banyak produsen mobil listrik ikut masuk demi mengamankan suplai nikel," jelas Aurelia dalam riset.
Kinerja keuangan DMAS juga termasuk yang paling kuat dibanding pemain lain di industri sejenis. Marketing sales sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini memang turun 14% secara tahunan menjadi Rp 1,38 triliun. Tapi, ini setara masing-masing dengan 69% dari target DMAS dan 77% dari perkiraan marketing sales dari Maybank.
Baca Juga: Pajak dividen dalam UU Cipta kerja dilonggarkan, begini imbasnya bagi reksadana saham
Dia memperkirakan, DMAS akan meraup pendapatan Rp 1,83 triliun tahun depan, naik 36% dibanding estimasi tahun ini, Rp 1,34 triliun.
Yang membuat DMAS semakin menarik adalah, saham perusahaan yang cocok menjadi saham dividen lantaran memiliki rata-rata yield sekitar 6%. Yield ini salah satu yang tertinggi, bahkan melampaui IHSG yang rata-rata hanya 2,4%.Dia merekomendasikan buy DMAS dengan target harga Rp 250 per saham.
Selanjutnya: Aturan baru soal KEK menjadi sentimen positif saham emiten kawasan industri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News