kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bergerak sempit, Bitcoin punya peluang kembali ke US$ 20.000


Jumat, 06 September 2019 / 16:57 WIB
Bergerak sempit, Bitcoin punya peluang kembali ke US$ 20.000
ILUSTRASI. Bitcoin


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fluktuasi harga bitcoin dinilai masih akan berlanjut di sisa 2019. Meskipun begitu, harapan untuk harga bitcoin menyentuh level US$ 20.000 masih tetap ada.

Sebagai gambaran, sebelumnya harga bitcoin sempat menembus US$ 12.000 Juni lalu, namun di akhir Agustus harga cenderung turun ke kisaran US$ 9.000. 
Untungnya, di awal September ini, harga bitcoin kembali naik dan berhasil menembus US$ 10.000.

Co-founder CryptoWatch Christopher Tahir mengungkapkan, saat ini bitcoin sedang dalam pergerakan harga yang cenderung sempit di kisaran level US$ 9.000 - US$ 12.000. 

"Menurut saya, bitcoin masih akan cenderung melanjutkan pergerakannya di dalam rentang tersebut sebelum menunjukkan pergerakan yang lebih signifikan," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/9).

Baca Juga: China akan merilis mata uang digital baru mirip dengan Libra Facebook

Berkaca dengan kondisi saat ini, harga bitcoin diperkirakan masih berpeluang melemah sebelum melanjutkan kenaikan lebih jauh. Adapun kisaran pelemahan berpotensi menuju US$ 7.500 hingga US$ 8.000.

Meskipun begitu, jika harga bitcoin mampu menembus rentang US$ 9.000-US$ 12.000, Christopher melihat adanya peluang kenaikan harga lebih lanjut. Bahkan, bukan tidak mungkin level US$ 20.000 bakal dicapai tahun ini.

"Kami melihat BTC sedang membangun fondasi yang kuat dalam hal menghadapi volatilitas, sehingga ke depan volatilitas BTC akan cenderung menurun, namun masih termasuk sebagai aset yang cukup volatile pula," ujarnya.

Sementara itu, efek halving day dinilai belum memudar. Namun, investor juga perlu mengingat bahwa kenaikan BTC tahun ini sempat mencapai 300%, sehingga kondisi yang sangat wajar jika para pelaku pasar melakukan aksi ambil untung untuk kemudian membeli saat harga rendah.

Adapun sentimen kuat yang dipandang bakal jadi penggerak harga bitcoin ke depan, sekaligus pemicu kenaikan BTC yakni, faktor makroekonomi. Di mana, memanasnya isu dan anggapan bakal adanya lanjutan krisis dalam waktu dekat, berpeluang mendorong harga kembali menanjak.

Dengan begitu, untuk jangka panjang hingga lima tahun Christopher melihat peluang BTC naik ke kisaran US$ 80.000. 

Baca Juga: Wah, Bitcoin alami pekan terburuk di sepanjang 2019

Sedangkan untuk tahun ini, kenaikan harga bakal berada di kisaran US$ 20.000, dengan dipicu banyaknya data ekonomi di global seperti Eropa, Amerika, dan Asia yang meleset dari angka perkiraan konsensus para ekonom global.

"Menurut saya, ini akan menjadi bahan bakar awal dari kenaikan menuju US$ 20.000. Ditambah lagi dengan adanya perkiraan akan terjadinya default di Argentina karena ada obligasi pemerintahannya yang jatuh tempo 2019-2020 ini," ujarnya.

Bagi investor, Co-founder CryptoWatch itu merekomendasikan untuk melakukan pembelian bitcoin dengan mencicil saat harga berada di antara level US$ 7.500 - US$ 10.000. 

Mengutip Bloomberg, pergerakan harga bitcoin pada perdagangan Jumat (6/9) pukul 16:16 WIB berada di level US$ 10.875 atau naik 2,3% untuk kontrak September  2019. Sedangkan dalam sepekan, harga bitcoin tercatat naik 11,26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×