kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bergerak menguat, simak prospek saham emiten poultry JPFA, CPIN, MAIN ke depan


Selasa, 15 Desember 2020 / 19:46 WIB
Bergerak menguat, simak prospek saham emiten poultry JPFA, CPIN, MAIN ke depan
ILUSTRASI. Bergerak menguat, simak prospek saham emiten poultry JPFA, CPIN, MAIN ke depan


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

Kendati cenderung diwarnai sentimen positif, Roger mengingatkan ada sentimen-sentimen negatif yang masih membayangi emiten-emiten ini, salah satunya intervensi dari pemerintah. Asal tahu saja, kinerja emiten poultry dipengaruhi oleh kondisi harga ayam broiler maupun DOC, Sementara, harga ini dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan ayam di pasar.

Oleh karenanya, emiten poultry sangat tergantung pada intervensi pemerintah untuk pengendalian pasokan di pasar agar harga tetap terjaga.

Ada juga faktor cuaca La Nina sejak September 2020 yang akan mempengaruhi pasokan kedelai. Padahal produk ini merupakan bahan utama pakan ternak yang menjadi salah satu segmen emiten poultry. Sentimen negatif lainnya, mengenai kabar impor daging broiler dari Brasil. Jika ini terjadi, maka akan terjadi kelebihan pasokan. Padahal permintaan pasar cenderung lesu.

Ke depan, Roger mengamati bahwa emiten poultry akan cenderung memaksimalkan segmen makanan olahan. Menurutnya, segmen ini bisa menjadi potensi diverifikasi karena marginnya yang cukup besar.

Baca Juga: Indeks saham syariah masih turun paling dalam

"Kalau harga broiler itu turun, ini bisa menutup penurunan margin di segmen broiler," imbuhnya. Di sisi lain, permintaan makanan olahan masih memungkinkan berkembang karena sejauh ini kontribusi dari makanan olah bari sekitar 10% hingga 15% terhadap pendapatan CPIN maupun JPFA.

Di antara ketiga saham itu, Roger melihat JPFA memiliki potensi kenaikan harga yang paling tinggi, apalagi setelah mengakuisisi merek PT So Good Food (SGF). Target harganya berada di kisaran 2.200. Sementara untuk dua saham lainnya, target harganya bisa naik antara 10% hingga 20%. CPIN ditetapkan pada level 7.300, dan MAIN ditargetkan pada level 930.

Sementara secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati pergerakan harga saham masih berpotensi menguat dalam jangka pendek dan dimungkinkan berlanjut hingga akhir tahun. Adapun JPFA punya potensi menguat ke level 1.700 hingga 1.750. CPIN berpotensi menguat ke level 7.400 hingga 7.700, dan MAIN bisa menguat ke level 830 hingga 850.

" Untuk investor silakan buy on weakness terlebih dahulu," jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/12).

TidakĀ  jauh berbeda, Analis Sucor Sekuritas Indonesia Hendriko Gani mengungkapkan, secara teknikal ketiga saham itu masih punya potensi menguat. MAIN bisa menguat hingga 855, JPFA punya potensi menguat 1.600 hingga 1.655, dan CPIN berpeluang meningkat hingga 7.300. Akan tetapi untuk saat ini Hendriko cenderung menyarankan investor untuk hold terlebih dahulu.

Selanjutnya: Harga ayam tertekan, peternak dorong transparansi data integrator

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×