Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah tak mampu bertahan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah pelemahan merata di kawasan Asia. Kamis (15/8) pukul 12.39 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,14% ke Rp 15.697 per dolar AS dari posisi kemarin di Rp 15.675 per dolar AS.
Myrdal Gunarto, strategist Maybank mengatakan bahwa penguatan rupiah yang terjadi sepekan terakhir ini bisa disebabkan oleh strategi importir untuk beli saat murah untuk mencari dolar yang lebih murah.
"Kami memperkirakan rupiah akan kembali menguat jika para pelaku pasar mendapatkan kabar yang bisa memicu kemungkinan pemangkasan agresif suku bunga Federal Reserve," kata dia kepada Bloomberg.
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan surplus neraca dagang yang hanya US$ 0,47 miliar pada bulan Juli, jauh lebih kecil ketimbang surplus bulan Juni yang mencapai US$ 2,29 miliar.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat Jadi US$ 408,6 Miliar pada Kuartal II 2024
Dalam sepekan, kurs rupiah menguat 1,24% dari Rp 15.894 per dolar AS pada Kamis (8/8) lalu. Penguatan rupiah terutama disokong oleh aliran dana masuk ke aset di Indonesia, menurut para pelaku pasar di Asia.
"Mata uang Asia tahan banting di tengah pemulihan di aset berisiko dan perbaikan sentimen dari yield US Treasury," kata Wee Khoon Chong, senior strategist BNY Mellon di Singapura kepada Bloomberg.
Siang ini, pergerakan mata uang Asia mulai berpencar. Penguatan terjadi pada yen Jepang, baht Thailand, dan dolar Hong Kong. Sementara ringgit Malaysia, yuan China, rupiah, dolar Singapura, peso Filipina, won Korea, dan dolar Taiwan melemah terhadap the greenback.
Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia siang ini berada di 102,569, hanya naik tipis dari penutupan perdagangan kemarin di 102,568. Pada Selasa (13/8), indeks dolar menyentuh 102,56 yang merupakan level paling rendah sejak pertengahan Januari 2024 atau dalam setengah tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News