Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Bank Indonesia (BI) terkesan memberi sinyal pembiaran atas depresiasi rupiah tersebut untuk menurunkan current account defisit atawa defisit transaksi berjalan.
Namun, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara bilang, posisi rupiah yang cocok dengan situasi sekarang ada di level 11.500 per dolar AS.
Situasi yang dimaksud itu adalah, situasi dimana BI dan pemerintah ingin ingin menurunkan tingkat defisit transaksi berjalan. Dengan kurs di level saat ini, maka aktivitas impor diyakini bisa turun karena beban impor menjadi mahal.
Sebaliknya, dengan kondisi rupiah saat ini, kinerja ekspor bisa semakin berkilau. "Eksportir bisa menikmati hasil ekspornya," ujar Mirza yang dijumpai usai Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2014 INDEF di Jakarta, Selasa (26/11).
Sebagai informasi, tahun 2014, BI menargetkan defisit transaksi berjalan turun menjadi 2,6% dari Produk Domestik bruto (PDB). Sebagaimana diketahui, pada triwulan III 2013 lalu, defisit transaksi berjalan Indonesia mencapai 3,8% dari PDB, atau sebesar US$ 8,4 miliar.
Sebelumnya, pada triwulan II 2013 defisit lebih tinggi lagi, yang mencapai 4,4% dari PDB atau sebesar US$ 9,9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News